Sabtu 10 Apr 2021 02:37 WIB

Pandemi Mendekatkan Nadia Ebrahim dengan Islam

Nadia Ebrahim tak berhenti berusaha untuk menjadi Muslim yang lebh baik.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Agung Sasongko
Muslimah shalat. (ilustrasi)
Foto:

"Ketika sesuatu yang drastis ini terjadi, saya pikir orang-orang mencari apa yang lebih hebat dari diri mereka sendiri," ujarnya.

“Saya pasti harus lebih mengandalkannya,” kata Furqan Mohamed (19 tahun), seorang mahasiswa tahun kedua dari Brampton, ON. 

 “Ada sesuatu tentang kesendirian yang membuatmu kembali kepada Tuhan. Jika kamu tidak dapat mengartikulasikan perjuangan atau frustrasi kamu, kamu kembali ke sumbernya," katanya.

Dia menambahkan bahwa memanfaatkan web untuk podcast atau ceramah telah membuat latihan lebih mudah. 

 Dr. Awaad yang juga berlatar belakang studi Islam menjelaskan hubungan antara agama dan kesehatan mental secara intrinsik terjalin ke dalam jalinan Islam. Dia mengambil contoh dari Nabi Muhammad SAW, yang menghabiskan banyak waktu untuk merenung dan meditasi dalam pengasingan spiritual. 

Muslim merefleksikan iman mereka, hubungan mereka dengan Allah SWT, hubungan mereka dengan orang lain, ke mana tujuan hidup mereka dan akhirat. "Ini adalah waktu yang sangat berhubungan dengan batin. Dalam kehidupan modern yang sangat sibuk dan terhubung, tidak banyak waktu untuk melakukannya. Islam benar-benar dibangun dalam sistem ini di mana kalian harus meluangkan waktu dari orang lain untuk bersantai dan merenung," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement