REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi, Dr. Abdulfattah Mashat, mengungkapkan rencana umrah selama bulan suci Ramadhan di tengah pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung, Ahad (4/4). Bulan Suci Ramadhan diharapkan dimulai pada 13 April.
Dia mengatakan, kementerian telah melakukan sejumlah persiapan untuk menerima lebih banyak jamaah. Jamaah umrah harus menunjukkan aplikasi 'Eatmarna' kepada pihak berwenang, untuk mengonfirmasi izin mereka valid sebelum tiba di kota suci Makkah.
Dilansir di Asharq Al-Awsat, Selasa (6/4), Mashat menambahkan empat titik kumpul penerimaan jamaah akan didirikan di pintu masuk Makkah. Tak hanya itu, sekitar 700 bus akan didedikasikan untuk transportasi jamaah.
Setiap bus nantinya akan mengangkut 20 jamaah, sesuai dengan peraturan kesehatan. Jumlah pekerja di Makkah juga akan berlipat ganda, untuk memastikan umrah terlaksana dengan lancar.
Kementerian telah menetapkan sejumlah rencana pencegahan. Rencana ini mencakup beberapa mekanisme yang akan membantu dalam mengelola Muslim yang ingin melakukan umrah, serta mereka yang ingin melakukan sholat di Masjid Nabawi, di kota Madinah.
Mashat menyebut para pekerja akan tersedia sepanjang waktu di pintu masuk Makkah. Rencana itu telah diterapkan dalam beberapa bulan terakhir, ketika Kerajaan secara bertahap melanjutkan Umrah setelah Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.
Selain itu, ia menekankan semua pekerja yang melayani jamaah telah menerima vaksin Covid-19, sehingga mereka dapat menjalankan tugasnya dengan aman.
Semua tindakan yang berlaku dalam pelaksanaan umrah dipastikan didasarkan pada peraturan yang digariskan oleh Kementerian Kesehatan. Pihak Kementerian Haji dan Umrah memastikan jarak sosial dan tindakan pencegahan lainnya terhadap Covid-19 dipatuhi.
Terakhir, dia mengatakan pelaksanaan umrah di bulan Ramadhan kali ini akan menjadi saksi penerapan ketat peraturan yang ada. Kementerian Kesehatan bahkan telah mendedikasikan tim yang akan mengawasi penerapannya.