Senin 29 Mar 2021 11:48 WIB

PCIM Jerman Raya Helat Forum Perkaderan Baitul Arqam

Ideologi Muhammadiyah ketika dibawa ke ranah global harus inklusif

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya melaksanakan Musyawarah Cabang Istimewa (Musycabis) pada hari Sabtu, (5/9) di Kota Frankfurt am Main, Jerman.
Foto: ist
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya melaksanakan Musyawarah Cabang Istimewa (Musycabis) pada hari Sabtu, (5/9) di Kota Frankfurt am Main, Jerman.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT— Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) bekerjasama dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman  Raya telah sukses menyelenggarakan  forum perkaderan Baitul Arqam dengan tema Peneguhan Ideologi Muhammadiyah untuk Peningkatan Kualitas Kader. 

Acara Baitul Arqam ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat (PPM) Internasional yang digagas  dosen UMY, yaitu Dr. phil. Ridho Al-Hamdi dan Indar Surahmat. 

Acara ini diselenggarakan secara virtual melalui Zoom platform dalam dua tahap. Tahap pertama pada Sabtu (20/3), dan tahap kedua pada Ahad (28/3). Acara ini dihadiri oleh sekitar 50 peserta, mayoritas dari pengurus PCIM Jerman, PCIM Hungaria, PCIM Spanyol, dan PCIM Turki. 

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof KH Haedar Natsir, saat mengisi materi mengenai ideologi Muhammadiyah, menjelaskan kerangka ideologi Muhammadiyah sebagaimata rantai yang panjang serta posisinya sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan peradaban dunia. Ideologi Muhammadiyah, kata Haedar, ketika dibawa ke ranah global harus melihat urgensi dan relevansi yang bersifat inklusif. 

Di samping itu, dia mengatakan, anggota PCIM harus memahami terlebih dahulu wawasan tentang Islam alternatif, berkemajuan, bagaimana wajah Islam yang ramah tidak seperti wacana Islamopobia yang dihembuskan oleh kalangan lain sebelum mendialogkannya dengan komunitas Barat. 

Sementara itu, Wakil Bendahara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah Dr. Ahmad Muttaqin menyampaikan bahwa salah satu implementasi dari falsafah ajaran kyai Ahmad Dahlan adalah kemunculan amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan yang meliputi ratusan universitas dan ribuan sekolah serta dalam bidang kesehatan meliputi ratusan rumah sakit dan poliklinik.

Dr. H. Hamim Ilyas, wakil ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam kesempatan tersebut, menegaskan bahwa pandangan keagamaan Muhammadiyah sebenarnya dapat tercermin pada Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah (MADM), Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH), Kepribadian Muhammadiyah, dan Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM).

Di sisi lain, Dr. H. Agung Danarto, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah lebih menegaskan tentang sejumlah managerial keorganisasian yang berlaku di Muhammadiyah termasuk juga di dalamnya terkait tentanghubungan kerja antar struktur organisasi yang ada di Persyarikatan Muhammadiyah. 

Koordinator acara, Dr. phil. Ridho Al-Hamdi menyampaikan, bahwa dengan diselenggarakannya acara ini, diharapkan para pengurus baru PCIM Jerman Raya termasuk warga Muhammadiyah yang tinggal di Eropa semakin bisa memahami tentang Muhammadiyah secara komprehensif baik itu meliputi ideologi, paham Keislaman ala Muhammadiyah, dan tata kelola organisasi yang ada di Muhammadiyah. 

“Dengan begitu, semangat berdakwah warga Muhammadiyah di Eropa semakin kuat untuk menggerakkan roda organisasi PCIM,” tambah Ridho dalam pernyataannya yang diterima Republika, Senin (29/3). 

Ketua PCIM Jerman Raya, Muhammad Rokib berharap, setelah acara Baitul Arqam ini, para pengurus PCIM Jerman Raya semakin semangat dalam membuat program dan kegiatan-kegiatan selanjutnya. “Apalagi PCIM Jerman Raya akan segera menjadi e.V atau organisasi resmi yang diakui oleh pemerintah, maka para pengurus harus lebih bersemangat lagi untuk bekerjasama dengan pemerintah Jerman,” ujar Rokib  mahasiswa doktoral di Universitas Goethe Frankfurt itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement