Selasa 23 Mar 2021 06:31 WIB

Perempuan Tuli Gaza Buat Animasi untuk Edukasi

Animasi untuk edukasi dibuat oleh perempuan tuli gaza.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Muhammad Hafil
Perempuan Tuli Gaza Buat Animasi untuk Edukasi. Foto ilustrasi: Fajr Hmaid, Gadis Gaza yang Ingin Jadi Guru. Tampak anak anak Gaza sedang bermain. (ilustrasi)
Foto: Ali ali/EPA
Perempuan Tuli Gaza Buat Animasi untuk Edukasi. Foto ilustrasi: Fajr Hmaid, Gadis Gaza yang Ingin Jadi Guru. Tampak anak anak Gaza sedang bermain. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Sekelompok perempuan Palestina dengan gangguan pendengaran atau tuli menggunakan animasi stop motion untuk membuat film pendek tentang kondisi mereka. Film tersebut dibuat untuk mengajari anak-anak tentang kondisi yang mereka rasakan.

Kelompok dengan anggota delapan perempuan ini mengatakan, mereka memiliki sedikit pilihan karir dan berharap animasi juga akan menjadi sumber penghasilan sekaligus alat advokasi. Mereka telah membuat dua film pendek, satu tentang bahasa isyarat dan satu lagi yang menganjurkan hak untuk bekerja di Gaza yang memiliki angka pengangguran mencapai 49 persen.

Baca Juga

Cerita-cerita dalam animasi pendek itu dimaksudkan untuk menginspirasi orang-orang yang mengalami tuli. Mereka ingin setiap individu dengan kondisi serupa tetap dapat mengejar tujuan meskipun ada rintangan yang menghadang.

Proses animasi dilakukan secara sederhana. Mereka mendesain karakter, menggambar di atas kertas, merekam film dengan kamera ponsel menggunakan aplikasi stop motion, dan teman tuli atau rekan kerja tanpa gangguan pendengaran menambahkan suara.

Salah satu yang terlibat adalah Hiba Abu Jazar yang menikmati kartun sejak masih kecil. Dia mengatakan sangat senang membuat filmnya sendiri dan mengajari orang lain untuk melakukan hal yang sama. Dia berharap keterampilan itu akan membantunya mendapatkan pekerjaan.

"Saya ingin mandiri dan membuat film agar bisa menghasilkan uang. Orang dengan gangguan pendengaran tidak memiliki pekerjaan dan tidak ada kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan," kata perempuan berusia  27 tahun ini dalam bahasa isyarat melalui penerjemah di Pusat Pemuda Gaza Hemam tempat pelatihan berlangsung.

Pelatih kelompok tersebut, Haneen Koraz, mengatakan, bahwa proyek tersebut menawarkan cara kepada perempuan  untuk mempromosikan perjuangan mereka. Perempuan-perempuan pun dapat mengejar ambisi mereka melalui seni dan kreativitas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement