REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Sabtu (20/3) lalu berjanji jika menang dalam pemilihan umum (pemilu), dia akan meluncurkan penerbangan dari Tel Aviv ke Makkah.
“Saya akan memberikan Anda penerbangan langsung dari Tel Aviv ke Makkah,” kata Netanyahu dalam wawancara dengan Channel 13.
Surat kabar Israel Jerusalem Post melaporkan, Netanyahu juga menyoroti hubungan Israel dengan Arab Saudi yang berjalan “normal.” Pada tahun terakhir pemerintahan Trump, ada desas-desus hubungan antara Arab Saudi dan Israel akan terwujud di bawah Abraham Accord.
Hubungan yang dinormalisasi dengan Arab Saudi tidak pernah terwujud, tapi Riyadh telah memberi Israel hak untuk terbang melintasi wilayah udaranya. Selama wawancara dengan Channel 13, Netanyahu memuji empat perjanjian dengan negara Arab.
Dia menepis kritik atas kegagalan dan akhirnya membatalkan pertemuan dengan Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed Al Nahyan. Netanyahu dijadwalkan terbang ke Uni Emirat Arab (UEA) untuk mendatangi pertemuan.
Namun, pertemuan tersebut dibatalkan karena kekacauan diplomatik dengan Yordania. Akibat kegagalan itu, pesawat Emirat yang terbang dari ibu kota Yordania, Amman, tidak bisa terbang ke Tel Aviv untuk menjemput Netanyahu.
Sementara itu, UEA menolak upaya menunda kunjungan tersebut. Mereka mengatakan tidak ingin berpartisipasi dalam kampanye pemilihan kembali Netanyahu. Ada spekulasi, jika Netanyahu melakukan perjalanan ke UEA, dia akan bertemu dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman (MBS).