REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan akan melanjutkan sholat Tarawih selama Bulan Suci Ramadhan tahun ini. Otoritas Manajemen Krisis & Darurat Nasional (NCEMA) UEA mengumumkan sholat dilakukan sesuai dengan tindakan pencegahan virus Covid-19, Selasa (16/3).
"Makan bersama saat vuka puasa tidak diperbolehkan di dalam masjid. Durasi sholat Isya dan Tarawih akan dibatasi maksimal 30 menit," kata NCEMA saat pengarahan mingguan mengenai situasi virus Covid-19 di negara itu, dikutip di Gulf Today, Rabu (17/3).
Lebih lanjut, NCEMA mengumumkan Masjid akan segera ditutup setelah shalat berakhir. Area sholat wanita, fasilitas lainnya, serta area sholat di koridor akan tetap ditutup.
"Adapun kegiatan Qiyam-ul-layl selama sepuluh hari terakhir Ramadhan, selama status akan terus dinilai. Pelaksanaannya akan diperbarui sesuai dengan perkembangan", lanjutnya.
Pembelajaran serta pertemuan agama di masjid akan tetap ditangguhkan, dengan opsi partisipasi virtual. NCEMA lantas mendorong umat Muslim agar membaca Alquran melalui perangkat pintar, serta melakukan donasi, sedekah, maupun zakat melalui perangkat elektronik.
Pihak berwenang telah mendesak semua orang untuk bekerja sama dan mematuhi langkah-langkah instruksi. Kampanye inspeksi akan dilakukan intensif selama Ramadan. Tindakan hukum akan diambil terhadap semua pelanggar, baik individu maupun institusi.
"Semangat Ramadhan yang penuh berkah bisa tetap dinikmati. Meski ada jarak sosial, Muslim tetap bisa berhubungan dengan keluarga dan teman dengan menggunakan media sosial dan platform digital,” kata NCEMA.