REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa karakter dan sifat kenabian. Namun ternyata ada tiga bagian kenabian yang sekarang ini mulai justru mulai ditinggalkan umatnya
Laman Saaid, menjelaskan sejumlah sifat dan karakter yang menjadi bagian tak terlepaskan dari kenabian, yaitu sebagai berikut:
1. Sikap dan penampilan yang baik
Pertama adalah sikap atau performa (as-samat) yang baik. Asal-usul kata as-samat sendiri berasal dari kata 'al-Thoriq' yang berarti jalan. Kemudian mengalami pergeseran makna menjadi 'sikap yang baik', termasuk dalam hal berpakaian dan berperilaku. Allah SWT berfirman:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ "Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat." (QS Al-A'raf: 26)
Sahabat Nabi SAW, Ibnu Abbas dalam sebuah riwayat menyebutkan, wujud ketakwaan adalah adanya tanda yang baik di wajah. Allah SWT berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ
"Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud..." (QS Al-Fath: 29)
Dari Ibnu Abi Hatim, dari Mansur dari Mujahid, mengatakan bahwa tanda di wajah itu pengaruh dari sujud. Sementara, dalam riwayat lain Mujahid dan ulama lainnya menyebut wujud ketakwaan adalah kekhusyukan dan ketawadhuan.
As-Sa’di menyampaikan, sholat itu memperbagus wajah. Generasi salaf ada pula yang menyebut bahwa siapa yang sholat di malam hari maka wajahnya akan terlihat baik di siang hari.
Baca juga : Denmark Larang Negara Asing Danai Pembangunan Masjid
Namun, pandangan yang benar terkait tanda yang baik di wajah sebagai wujud ketakwaan adalah sebetulnya berada di dalam hati karena kebaikan itu ada di hati, jelas di wajah, dan cinta di hati orang lain. Pandangan ini selaras dengan apa yang disampaikan Ibnu Katsir.
Ibnu Katsir menjelaskan, para sahabat Nabi Muhammad SAW adalah orang-orang yang ikhlas dalam hatinya, baik dalam perbuatannya, sehingga siapapun yang melihatnya, akan menyukainya karena berbagai kebaikan mereka.
2. Tenang dan sabar
Dalam hadits Muslim dari jalur Ibnu Abbas, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Asyaj bin Abdil Qais:
إن فيك خصلتين يحبهما الله الحلم والأناة "Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua perkara yang dicintai Allah (yaitu) tenang dan tidak terburu-buru."
Imam Nawawi menjelaskan, tenang yang dimaksud adalah pikiran, sedangkan maksudnya sabar adalah untuk melepaskan semua kepada Allah SWT.
Dalam Shahih Abu Dawud disebutkan bahwa pelan-pelan dalam segala sesuatu lebih bagus kecuali dalam hal pekerjaan urusan akhirat.
Al-Munawi mengatakan, pelan-pelan dalam segala hal itu baik, yang artinya ini adalah sikap yang dianjurkan kecuali untuk urusan akhirat karena ini termasuk perbuatan yang tidak terpuji. Untuk urusan akhirat, justru harus disegerakan.
Baca juga : UII Luncurkan Pusat Studi Tafaquh
3. Bersikap di tengah
Ini adalah sikap dalam menghadapi sebuah persoalan secara baik-baik, sekaligus untuk menjaga dari dua sikap, yaitu berlebihan dan terlalu lalai. Misalnya, terlalu dermawan juga tak baik karena dekat dengan sifat boros dan ceroboh. Rasulullah SAW bersabda:
السمت الحسن جزء من خمسة وسبعين جزءا من النبوة "Pemberian yang baik, sikap yang baik, dan sikap pertengahan adalah sebagian dari dua puluh lima sifat kenabian." (Hadits ini hasan, diriwayat Abu Dawud)
Sumber: Saaid