Jumat 05 Mar 2021 05:45 WIB

Naskah Khutbah Jumat: Problematika Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat menumbuhkan ukhuwah Islamiyah dan persatuan yang kukuh.

Naskah Khutbah Jumat: Problematika Interaksi Sosial
Foto:

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Kebaikan dan keburukan adalah hal yang pasti ada dalam kehidupan. Mustahil kalau dalam kehidupan kita hanya menjumpai orang-orang yang baik saja. Suatu saat kita siap jika berhadapan dengan orang yang berperangai buruk.

Sikapnya mungkin mengganggu kenyamanan hidup kita dengan berbagai tindakan buruknya. Ada yang menyakiti hati kita dengan hinaan dan caciannya, menebarkan fitnah dan adu domba untuk mencemarkan nama baik kita. Kadang juga meneror kita secara fisik atau verbal, baik yang dilakukan secara terang-terangan atau tersamar melalui dunia maya.

Tidak dapat dipungkiri kemajuan teknologi berdampak pada kejahatan digital yang dilakukan pihak-pihak yang salah memanfaatkan teknologi. Si pelaku meneror korbannya mengirimn sms atau pesan whatsApp gelap yang berseliweran secara liar di telepon genggam yang kita miliki mulai dari penipuan undian berhadiah, ancaman, sampai kiriman gambar atau video yang tidak senonoh tanpa kenal waktu bahkan kadang menggunakan foto frofil orang yang kita kenal dengan maksud untuk mengadu domba. Akibat dari pada itu, waktu istirahat kita terganggu, tidak nyaman dalam menjalankan aktivitas, merasa terancam, jadi saling curiga antar sesama rekan kerja karena ulah si pelaku teror yang menggunakan profil rekan kerja kita.

Dalam kondisi seperti ini, tentu sebagai orang beriman kita harus mengedapankan rasa sabar sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

عن ابن عمر : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: المُؤْمِنُ الَّذِيْ يُخَالِطُ النَّاسَ وَ يَصْبِرُ عَلىَ أَذَاهُمْ  أَفْضَلُ مِنَ الْمُؤْمِنِ الَّذِيْ لاَ يُخَالِطُ النَّاسَ وَلاَ يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ (رواه  ابن ماجه و أحمد و البيهقي).

“Seorang mukmin yang bergaul dengan umat manusia, lalu tabah menghadapi segala kesulitan dari mereka, memperoleh pahala lebih besar dibanding mukmin yang tidak pernah bergaul dengan umat manusia dan tidak pernah merasakan ketabahan terhadap gangguan mereka”. (H.R. al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman VII/127 no. 9730)

 

sumber : Suara Muhammadiyah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement