Namun jaksa menolak untuk menyelidiki kasus tersebut. "Dalam kasus di mana wanita meninggal bunuh diri namun kenampakannya sangat diragukan, maka aparat harus mengarahkan penyelidikan ke arah yang berbeda. Ini bukan hanya kejahatan pembunuhan, namun merupakan kejahatan yang menyatakan femisida sebagai kasus bunuh diri."
Hatice Coruk dari asosiasi perempuan Kadin Kultur Evi Dernegi menyalahkan seluruh sistem peradilan: "Kita harus lebih tidak percaya setiap kali kasus femisida digolongkan sebagai bunuh diri. Klaim itu semakin menutupi femisida."
Leyla Soydinc dari Mor Cati Kadin Siginagi Vakfi, asosiasi perempuan yang berbasis di Istanbul juga melihat adanya masalah struktural. "Dalam sistem peradilan yang didominasi oleh pria, banyak kejahatan yang dilakukan [terhadap wanita] tidak dihukum."
Soydinc mengatakan banyak pria merasa yakin dianggap tidak bersalah oleh sistem peradilan, setelah mereka mengalihkan kasus femisida sebagai kasus bunuh diri. "Untuk membuat seolah-olah bunuh diri tampak lebih masuk akal, berkas kasus kemudian mengatakan hal-hal seperti 'suasana hati sedang tidak baik' atau memiliki masalah 'psikologis'."
Dari 300 femisida, 171 kematian mencurigakan
Kampanye melalui media sosial tentang masalah ini dan tindakan tegas dari kelompok hak-hak perempuan semakin membuat pemerintah dan pengadilan Turki berada di bawah tekanan.