Belum lama ini kematian tragis warga kota Diyarbakir, Ayten Kaya yang berusia 35 tahun menjadi berita utama di Turki. Kaya ditemukan digantung di rumahnya. Penyelidik menyimpulkan bahwa dia telah bunuh diri dan kantor kejaksaan negara bagian menutup kasus tersebut.
Kerabat Kaya tidak menerima klaim bunuh diri itu. Mereka percaya Kaya dibunuh dan mengatakan kasus tersebut penuh dengan "celah" dan kontradiksi. Misalnya, otopsi gagal mencatat waktu kematian
Kaya dan seluruh tubuhnya dipenuhi luka memar, sebuah bukti yang berbeda jika benar dia melakukan bunuh diri. Otopsi juga menunjukkan bahwa wanita tersebut memiliki hematoma (gumpalan darah di luar pembuluh darah) berumur tiga hari di tubuhnya.
Suami Kaya, seorang buruh musiman sektor pertanian, berada di rumah itu tepat tiga hari sebelumnya. Meski ada banyak keberatan, jaksa penuntut memutuskan untuk tidak melanjutkan kasus tersebut.
Aktivis hak perempuan menyalahkan peradilan
Pengacara Gurbet Gozde Engin melaporkan, ada empat wanita meninggal dalam keadaan yang sama, terjadi beberapa minggu setelah kematian Ayten Kaya. Engin adalah anggota cabang Rosa Diyarbakir, sebuah asosiasi untuk membela hak wanita.