Senin 22 Feb 2021 23:04 WIB

Kiai Saleh Lateng, Konsolidasikan Santri Usir Penjajah

Kiai Saleh Lateng merupakan salah satu kiai yang gigih usir penjajah

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Peringatan Hari Santri (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Peringatan Hari Santri (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mungkin nama Kiai Saleh Lateng tidak sepopuler nama ulama-ulama lainnya yang hidup di era kemerdekaan. Hal ini mungkin karena Kiai Saleh tidak memiliki pesantren yang eksis hingga saat ini. Kendati demikian, kontribusi Kiai Saleh untuk bangsa ini tidak bisa dipandang sebelah mata.

KH Saleh Lateng. Ia adalah ulama, pendekar, dan juga pejuang dari Banyuwangi, sebuah kota di Jawa Timur yang berjuluk Bumi Blambangan. Wakil Sekretaris Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PBNU, Munawir Aziz dalam tulisannya menjelaskan bahwa Kiai Saleh Lateng merupakan tipikal kiai penggerak.

Baca Juga

Menurut dia, Kiai Saleh memegang peranan startegis dalam mengkonsolidasi jaringan ulama-santri untuk berdakwah dan mengawal kemerdekaan Indonesia.

Selain itu, menurut Munawir, Kiai Saleh Lateng juga menjadi kiai penting pada masa awal pendirian Nahdlatul Ulama (NU), bersama Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri dan beberapa kiai NU lainnya.

Pada awalnya, Kiai Saleh Lateng sempat menggerakkan organisasi Sarekat Islam. Hal ini merupakan hal yang lumrah, karena pada awal abad 20, pergerakan Syarekat Islam menjadi gerbong bagi para kiai-santri untuk menyuarakan kemerdekaan dan mengorganisasi diri.

Pada 1913, Kiai Saleh Lateng bahkan pernah memimpin Rapat Umum Sarekat Islam di Kawedanan Glenmere Banyuwangi. Namun, pada akhirnya Kiai Saleh memisahkan diri dari pergerakan Sarekat Islam dan menjadi salah satu penting tokoh penting dalam pendirian NU.

Dengan demikian, peranan Kiai Saleh dalam menggerakkan jaringan Islam di awal abad 20 diakui memiliki kontribusi penting. Ketika Komite Hijaz dibentuk, Kiai Saleh Lateng kemudian bergabung bersama barisan kiai. Ikatan emosional ketika mengaji di beberapa pesantren, terutama pesantren Bangkalan dan Makkah, menambah kekuatan komunikasi antara Kiai Saleh dengan beberapa kiai lainnya.

Ketika masa awal pendirian NU, yakni pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926, Kiai Saleh Lateng akhirnya ditunjuk oleh Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Chasbullah menjadi anggota muassis-mukhtasar (formatur) pembentukan pengurus NU yang pertama.

Kiai Saleh Lateng adalah ulama yang sangat sederhana dan tidak mau ditonjolkan, bahkan beberapa sumber menuturkan bahwa Kiai Saleh merupakan ulama yang produktif menulis. Namun dari berbagai kitab yang ditulisnya, Kiai Sholeh jarang mencantumka nama beliau dibalik karya-karyanya. Kesederhanaan inilah yang membuat ulama-ulama ketika itu hormat dan kagum kepada Kiai Saleh. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement