Jumat 19 Feb 2021 16:44 WIB

Agar Ibadah Tetap Bermakna di Hidup yang Serba Cepat

Gaya hidup yang serba cepat dapat mengancam kehidupan manusiawi dan iman kita.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Agar Ibadah Tetap Bermakna di Hidup yang Serba Cepat
Foto:

Keheningan

Tanpa keheningan dan perasaan nyaman, pintu menuju pikiran bawah sadar dan kecerdasannya tetap tertutup. Oleh karena itu, terapis meminimalisir impuls luar yang dapat mengambil perhatian. Sama halnya, kita perlu memilih tempat yang tenang untuk berdoa.

Jadi, Anda bisa memberitahu keluarga untuk mematikan TV ketika akan berdoa atau meminta suami menggendong bayi sampai Anda selesai berdoa. Ciptakan keheningan sebelum berdoa agar Anda lebih khusyuk.

Gerakan lambat

Selama terapi, postur tubuh klien menunjukkan relaksasi. Mereka sering memusatkan perhatian pada titik tertentu, biasanya di suatu tempat di lantai saat mereka menjangkau lebih dalam ke diri mereka. Ucapan dan gerak tubuh mereka juga melambat.

Tanda-tanda ini menunjukkan klien telah memasuki ruangan pikiran bawah sadarnya. Jadi saat Anda berdoa, bergerak perlahan.

Sholat bukanlah rutinitas olahraga. Perbaiki mata Anda pada satu titik di atas sajadah. Luangkan waktu di setiap posisi. Bacalah doa perlahan, rumuskan kata-katanya dengan hati-hati, dan berhentilah untuk mengambil napas dalam-dalam setelah setiap ayat.

Dilansir About Islam, teknik meditasi dalam mengontrol pernapasan juga bisa dilakukan ketika berdoa. Terapis mengajarkan kliennya untuk mengembangkan cara yang sehat dalam merespons stres.

Salah satu cara adalah membangkitkan respons relaksasi. Cara termudah untuk membangkitkan respons dengan menarik napas dalam-dalam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement