REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Diri manusia sesungguhnya memiliki kekayaan berupa sifat-sifat Ilahiyah. Maka, manusia pun ditekankan untuk berbudi pekerti, berakhlak, sebagaimana hal itu menjadi sinar penerang atas kekayaan yang Allah SWT berikan dalam diri manusia.
Pakar Ilmu Tasawuf Haidar Bagir dalam buku Islam Risalah Cinta dan Kebahagiaan menjelaskan, sifat-sifat Ilahiyah adalah kebaikan mutlak, kebenaran mutlak, dan keindahan yang mutlak maka, manusia diingatkan untuk mengembangkan potensi tersebut. Akhlak, sebagaimana hadits Nabi berbunyi:
إِنَّ مِنْ خِيَارِكُمْ أَحْسَنَكُمْ أَخْلاَقًا “Inna min khiyaarikum ahsanakum akhlaaqan.” Yang artinya: “Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik akhlaknya.” Hadits ini diriwayatkan Imam Ahmad.
Untuk mengembangkan potensi diri manusia dalam berbudi pekerti, hal yang harus dilakukan pertama adalah dengan mencintai kebaikan. Dalam hal ini, manusia diperintahkan untuk mencintai yang makruf (kebaikan) dan menjauhi yang munkar (keburukan).
Kemudian, dia juga harus mencintai kebenaran. Setia terhadap kebenaran, berupaya menjadi orang yang objektif, dan terus mengasah diri menjadi insan-insan yang pandai bermuhasabah.
Dan yang ketiga, manusia juga perlu untuk mengapresiasi keindahan, memeliharanya, dan mengucapkan syukur atas keindahan kepada Zat yang menciptkan.