Rabu 03 Feb 2021 10:37 WIB

Wakaf Itu Bahasa Apa?

Menyoal penggunaan kata wakaf dalam bahasa Indonesia masa kini.

Ilustrasi Wakaf Uang
Foto:

Saya juga punya pengalaman berikut. Di beberapa masjid (termasuk masjid dekat rumah saya), terdapat dua kotak yang dapat dipakai untuk mencemplungkan uang. Kotak satu tertulis infaq dan kotak yang satu lagi tertulis dana sosial.

Selalu saja, jika saya bermaksud mencemplungkan uang, saya memilih kotak infaq. Ada perasaan telah melakukan sedekah yang bersifat religius. Secara pribadi, saya merasa mendapatkan pahala jika mencemplungkan uang ke kotak infaq.

Itu berbeda jika saya ingin mencemplungkan uang ke kotak dana sosial. Saya hanya bermaksud urunan/iuran tanpa berpretensi mendapatkan pahala. Bahkan, saya merasa tidak ada “unsur sedekah” di dalam iuran. 

Jadi, sedekah memang dekat dengan sesuatu yang bersifat religius. Sedekah pun bisa bermacam-macam; sedekah benda atau pemilikan pribadi, sedekah ilmu, sedekah waktu, dan sebagainya.

Dengan demikian, sedekah berbeda dengan iuran. Iuran itu terminologi atau register sosial. Mungkin bisa dikaitkan dengan terminologi ekonomi untuk kegiatan pengumpulan dana tertentu untuk keperluan ekonomi atau bantuan sosial lainnya yang bersifat ekonomi. Iuran bukan sedekah.

Sebenarnya, sangat banyak Bahasa Arab yang diserap dan menjadi kosakata bahasa Indonesia. Dalam sejarahnya, penyerapan tersebut berjalan paralel dengan Islamisasi di Nusantara, terutama ke dalam bahasa Melayu.

Kemudian, bahasa tersebut menjadi lingua franca dan dalam perjalanannya, pada 28 Oktober 1928, dalam Sumpah Pemuda, disepakati menjadi bahasa Indonesia. Kini, kadang kita tidak tahu lagi apakah kata-kata tertentu pada awalnya dari bahasa Arab atau tidak.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement