Jejak lain dari kedatangan Islam di Nusantara yang langsung dijemput orang Nusantara atau tak perlu singgah di Gujarat atau China, menurut Prof Hadi, ada dalam kisah cerita klasik berbingkai "Hikayat Seribu Satu Malam" yang ditulis dalam zaman keemasan Islam di Baghdad.
Menurut Abdul Hadi, jejak itu terdapat dalam kisah petualangan pelaut Sinbad yang tertuang dalam bagian akhir kisah "Seribu Satu Malam".''Dalam kisah itu diceritakan pelayaran Sinbad ke sebuah wilayah di Pantai Barat di Sumatra, yakni wilayah Barus. Di sana, Sinbad mencari permata, emas, barus, dan komoditas penting di Timur Tengah saat itu.''
Keterangan foto: Kisah petualangan pelaut Sinbad dalam Hikayat Seribu Matu Malam.
''Bahkan, khusus untuk kamper (orang kita menyebut seperti kapur barus/kapur dari Barus) sudah dikenal sejak zaman Nabi Sulaiman atau zaman Fir'aun di Mesir. Untuk membuat atau mengawetkan mayat, mereka harus memakai kamper. Dan komoditas itu satu-satunya mereka harus ambil dari Sumatra (Barus itu). Jadi, jauh sebelum zaman Masehi orang Sumatra (Nusantara) sudah akrab dan berhubungan dari orang Afrika bagian Timur atau daerah yang kita kenal sekarang dengan kawasan Arabia itu,'' tegasnya kembali.