Senin 25 Jan 2021 08:36 WIB

Kurang dari Sebulan, 12 Orang Arab Terbunuh di Israel

12 orang Arab terbunuh di Israel.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Hafil
Kurang Dari Sebulan, 12 Orang Arab Terbunuh di Israel. Foto ilustrasi:    Sebuah mayat ditutupi di tempat kejadian yang menurut polisi Israel adalah upaya serangan menusuk di pos pemeriksaan Tepi Barat Gush Etzion dekat Yerusalem, Selasa, 5 Januari 2021.
Foto: AP/Mahmoud Illean
Kurang Dari Sebulan, 12 Orang Arab Terbunuh di Israel. Foto ilustrasi: Sebuah mayat ditutupi di tempat kejadian yang menurut polisi Israel adalah upaya serangan menusuk di pos pemeriksaan Tepi Barat Gush Etzion dekat Yerusalem, Selasa, 5 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID,JAFFA--Seorang pejabat senior Gerakan Islam tertembak dan tewas di tempat, sedangkan satu lainnya mengalami luka ringan. Mereka ditembak seorang pria tak dikenal saat berada di Jaffa, kota tertua di Tel Aviv.

Sebelum meninggal, Mohammad Abu Nijm, seorang aktivis terkenal dalam gerakan politik, sempat dilarikan ke Rumah Sakit Wolfson namun tak dapat diselamatkan. Sedangkan korban lainnya belum diketahui identitasnya.

Baca Juga

Menurut Abraham Initiatives, 12 orang Arab telah terbunuh sejak awal 2021 di Israel. Tujuh adalah warga Arab Israel, sementara lima lainnya adalah warga Yerusalem Timur Palestina atau Palestina yang bekerja di dalam Israel. Berita Channel 12 juga melaporkan bahwa penembakan di Jalan HaSaba Mishpola di kota pesisir sedang diselidiki oleh polisi sebagai upaya pembunuhan dan perburuan sedang berlangsung.

Gerakan Islam merupakan organisasi politik, sosial keagamaan dan penyedia layanan sosial yang berdiri sejak 1970-an. Gerakan ini terpecah dua dekade lalu, cabang selatan yang lebih moderat sekarang menjadi bagian dari Daftar Gabungan yang didominasi Arab, sementara cabang utara yang lebih garis keras dan telah dilarang di Israel.

Pada tahun 2020, 96 orang Arab Israel tewas, sejauh ini merupakan jumlah korban tahunan tertinggi dalam ingatan baru-baru ini. Banyak orang Arab Israel menyalahkan kelambanan polisi, dengan mengatakan bahwa polisi tidak menegakkan hukum di kota-kota mereka. Ketiadaan supremasi hukum, menurut anggota parlemen Arab, telah memungkinkan persenjataan ilegal, dan organisasi kejahatan terorganisir menyebar dengan bebas di komunitas Arab.

Sebelumnya, polisi menangkap 145 orang dalam serangkaian penggerebekan semalam di desa utara Tur'an karena dicurigai terlibat dalam serangkaian insiden kekerasan. Menurut keterangan polisi, para tersangka ditahan karena tawuran, penyerangan pembakaran dan insiden penembakan. Sekitar 250 petugas melakukan operasi semalam, yang terjadi setelah perselisihan antara dua keluarga di desa tersebut.

Dalam pertemuan dengan walikota Arab pekan lalu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berjanji untuk mengesahkan rencana luas untuk memerangi kekerasan dan kejahatan di komunitas Arab, menyamakan perjuangan melawan kejahatan terorganisir dengan perang melawan terorisme. Mereka akan bertemu lagi pada Minggu malam.

Namun, ini bukan pertama kalinya Netanyahu bersumpah untuk mengesahkan rencana anti-kekerasan. Pada bulan November, perdana menteri itu juga melontarkan janji yang sama kepada komite parlemen MK Mansour Abbas Daftar Gabungan tentang kekerasan dan kejahatan di sektor Arab.

Netanyahu baru-baru ini berkampanye untuk mendapatkan dukungan dari orang-orang Arab Israel menjelang pemilihan bulan Maret, berlawanan dengan peringatan partainya yang tidak berdasar sebelumnya tentang kecurangan pemilu di komunitas Arab dan serangan berulang terhadap anggota parlemen Arab.

sumber : Times Of Israel
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement