REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aqsa Working Group (AWG) menyampaikan pernyataan sikap resmi atas serangan bom brutal terhadap rombongan Global Sumud Flotilla (GSF) di perairan Tunisia pada Selasa (9/9). AWG menilai serangan tersebut membuktikan betapa takutnya Zionis Israel terhadap GSF.
Ketua Presidium AWG, Muhammad Anshorullah mengatakan Global Sumud Flotilla adalah misi kemanusiaan internasional non kekerasan yang berlayar menuju Jalur Gaza dengan tekad menembus blokade ilegal Zionis Israel. Armada ini membawa aktivis, tokoh, pegiat kemanusiaan dari berbagai negara termasuk bantuan darurat kemanusiaan.
"Namun, Zionis Israel atau antek-antek mereka sekali lagi menunjukkan wajah aslinya. Dengan menggunakan pesawat nirawak, menyerang salah satu kapal utama GSF, Family Boat, berbendera Portugal yang ditumpangi anggota komite pengarah GSF, termasuk Greta Thunberg," kata Anshorullah kepada Republika, Selasa (9/9/2025)
Anshorullah mengatakan bahwa serangan tersebut menyebabkan kebakaran di dek utama dan ruang penyimpanan. Alhamdulillah, enam penumpang dan awak yang berada di dalamnya selamat. Fakta ini mempertegas bahwa Zionis Israel dengan sengaja menebar teror bahkan kepada misi kemanusiaan damai.
Aqsa Working Group menyatakan sikap sebagai berikut:
1. Mengecam keras serangan yang jelas melanggar hukum internasional, hukum laut, dan prinsip kemanusiaan universal. Ini adalah bentuk nyata terorisme. Siapapun di belakang serangan itu adalah pendukung kejahatan genosida dan penjajahan Zionis Israel di Palestina.
2. Menegaskan bahwa serangan ini tidak hanya menyerang misi kemanusiaan, tetapi juga mencederai kedaulatan Tunisia sebagai negara berdaulat yang wilayah perairannya menjadi tempat agresi Zionis. Tindakan ini adalah penghinaan langsung terhadap martabat Tunisia dan seluruh bangsa Arab.
3. Menegaskan dukungan penuh kepada Global Sumud Flotilla yang tetap melanjutkan pelayaran dengan tekad kuat. Upaya intimidasi tidak akan pernah mematahkan perjuangan yang sah dan bermartabat.
4. Menyerukan kepada PBB, OKI, dan seluruh masyarakat internasional untuk segera bertindak nyata. Diam berarti bersekutu dengan kejahatan. Dunia harus memberikan sanksi tegas dan menghentikan kejahatan perang Zionis Israel.
5. Meskipun tidak berada di kapal Family Boat, beberapa WNI termasuk empat relawan AWG akan bergabung dalam pelayaran Global Sumud Flotilla menggunakan kapal lain untuk sama-sama menuju Gaza. Jika tidak ada perlindungan internasional yang kuat, maka keselamatan mereka dan nyawa warga negara Indonesia berada dalam ancaman nyata. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus melakukan upaya diplomasi untuk memberikan perlindungan kuat terhadap para WNI tersebut.
"Serangan ini tidak akan melemahkan semangat. Justru membuktikan betapa takutnya Zionis Israel terhadap solidaritas global yang semakin besar. Global Sumud Flotilla akan terus berlayar, dan AWG bersama rakyat Indonesia akan terus berdiri membela Palestina," ujar Anshorullah.