REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Sepekan pasca gempa yang terjadi di Kabupaten Mamuju-Majene, Sulawesi Barat, warga masih tinggal di tenda pengungsian. Beberapa fasilitas umum pun belum berfungsi dengan normal, seperti tempat ibadah. Selain kebutuhan dasar seperti makanan dan obat-obatan, para korban juga membutuhkan pendampingan psikologis demi mengobati trauma.
Anak-anak menjadi korban yang rentan mengalami trauma. Untuk mengobati trauma tersebut, relawan Askar Kauny membangun rumah tahfiz bagi anak-anak korban gempa di Jalan Soekarno-Hatta Kelurahan Karema, Kecamatan Mamuju Barat. Rumah tahfiz darurat berukuran 6x4 meter ini terbuat dari rangka kayu dengan atap dan dinding terpal serta beralaskan karpet plastik.
"Kami bersama warga berinisiatif membangun rumah tahfiz darurat agar anak-anak bisa tetap belajar alquran dengan cara yang menyenangkan bagi mereka," ungkap relawan Askar Kauny, Faisal Rully.
Pria yang akrab disapa Bang Ical ini menjelaskan, dua relawan Askar Kauny bertugas menjadi guru ngaji bagi anak-anak dibantu ustaz setempat. Dengan menghafal alquran metode Kauny yang menyenangkan, anak-anak begitu antusias belajar alquran dan mulai melupakan trauma pasca gempa.
"Alhamdulillah anak-anak senang dan para orang tua juga senang karena anak-anaknya bisa kembali belajar mengaji," sambung Bang Ical.