"Itupun hanya bisa dilakukan oleh pemuda Pugagnya saja yang sudah terbiasa. Kalau kami tidak bisa menghadapi medan seperti itu, takut jatuh ke jurang," tutur Ade.
Belum lagi untuk mengangkut berbagai bahan bangunan lainnya. Karenanya, anggaran renovasi masjid menjadi membengkak karena tingginya biaya akomodasi.
Ade memperhitungkan, untuk merenovasi Masjid Al Jihad, sebenarnya hanya butuh anggaran kurang lebih Rp 120 juta. Namun, akibat sulitnya akses untuk mengangkut bahan-bahan bangunan, biaya yang dibutuhkan pun membengkak menjadi sekitar tiga kali lipatnya.
Tak jauh dari lokasi Masjid Al Jihad, berdiri pula tempat ibadah non muslim. Namun, berbeda dengan Masjid Al Jihad, bangunan tempat ibadah non musim itu berdiri megah dan kokoh.
Untuk itu, Ade berharap, ada uluran tangan dari para hamba Allah SWT untuk membantu renovasi Masjid Al Jihad. Dengan demikian, kaum muslim di Pugag bisa beribadah lebih khusyuk di masjid tersebut.