Kamis 14 Jan 2021 13:14 WIB

2 Makna Mendalam Wafatnya Ulama Bagi Umat Islam  

Wafatnya ulama bagi umat Islam bukan sekadar kematian biasa

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Nashih Nashrullah
Wafatnya ulama bagi umat Islam bukan sekadar kematian biasa. Ilustrasi meninggal dunia
Foto:

Al-Munawi menyatakan bahwasannya hadits di atas menunjukkan bahwa adanya buku-buku setelah ilmu diangkat dengan meninggalnya para ulama, buku-buku itu tidak berguna apapun bagi orang yang bodoh. Imam As Syatibi juga menyatakan bahwa di masa lalu, ilmu itu di dada para ulama, kemudian berpindah ke buku-buku, namun kuncinya masih di tangan para ulama.

Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Bukhari dari Jalur Anas bin Malik, Rasulullah bersabda: 

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَظْهَرَ الزِّنَا

"Sesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktik perzinahan secara terang-terangan." (HR. Bukhari nomor 78)

 

Dalam riwayat lain, Rasulullah juga menyinggung beberapa tanda datangnya hari kiamat. Dari Anas bin Malik RA, mendengar Rasulullah berkata, "Tanda semakin dekat terjadinya hari kiamat yaitu ilmu diangkat, kebodohan nampak, khomer (minuman keras) diminum, perzinaan tampak, lelaki menjadi sedikit jumlahnya, sementara wanita menjadi banyak jumlahnya hingga (jumlah) wanita dibanding lelaki adalah 50:1." 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement