Pengundian khusus, yang merupakan slot tambahan dari tiga pengundian yang diizinkan secara teratur per minggunya, biasanya melibatkan pemenang yang jauh lebih besar. Pemerintah mengenakan pajak tambahan pada mereka yang membeli tiket untuk undian khusus. Penjualan ini memberikan pendapatan tambahan bagi negara di atas pajak perjudian reguler.
Pengundian khusus pertama kali diperkenalkan selama masa jabatan perdana menteri Tun Mahathir Mohamad pada 1999. Hasil dari pengundian tersebut berkontribusi pada dana khusus guna membantu mereka yang terkena dampak wabah virus Nipah di Malaysia pada 1998.
Selama dua dekade berikutnya, pengundian tetap berjalan dengan total 22 kali dalam satu tahun. Hasil undian lantas dikonsolidasikan dengan pendapatan pemerintah.
Tetapi ketika pemerintah PH, yang juga dipimpin oleh Mahathir, memenangkan kekuasaan federal pada 2018, jumlah pengundian dikurangi menjadi 11 pada 2019. Pengurangan terus dilakukan hingga hanya delapan pengundian yang diizinkan pada 2020.
DAP, yang merupakan anggota PH, secara konsisten menentang pengundian khusus. Mereka khawatir peningkatan aktivitas undian ini dapat menyebabkan kecanduan judi.
Pengundian khusus, yang menyumbang 80 juta ringgit Malaysia dalam pendapatan tambahan untuk pemerintah pada 1999, mencapai 238 juta ringgit Malaysia pada 2017. Selama beberapa tahun terakhir, rata-rata pendapatan menjadi 200 juta ringgit dalam setahun.