Selasa 05 Jan 2021 16:41 WIB

Sekularisme Barat Jadi Tameng Diskriminasi Muslim?

Sekularisme Barat tidak konsisten saat berhadapan dengan Islam

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Sekularisme Barat tidak konsisten saat berhadapan dengan Islam. Polisi berjaga di Gereja Notre Dame di Nice, Prancis.
Foto:

 

Selain larangan Swiss untuk membangun menara atau upaya untuk mencegah penggunaan jilbab oleh wanita Muslim di Prancis atau Quebec, banyak bentuk Islamofobia telah muncul di negara-negara Barat.

Mungkin yang paling mencolok adalah upaya untuk menerbitkan karikatur, yang oleh Muslim dianggap menghujat, dan membela gerakan semacam itu atas nama kebebasan berekspresi.

Peraih Nobel Sastra Gunder Grass dengan tepat menolak pembingkaian yang menganggap bahwa itu adalah hak untuk kebebasan berbicara. Sebaliknya, Grass menyamakan upaya semacam itu, setelah karikatur Nabi SAW muncul pada 2005 di sebuah surat kabar Denmark, dengan karikatur Nazi tentang orang Yahudi.

Banyak dari apa yang disebut masyarakat modern dan sekuler muncul di belakang peninggalan kolonial dan kekaisaran, dan memiliki perpecahan besar berdasarkan ras dan kelas di tengah-tengah mereka. Negara-negara seperti itu perlu bekerja lebih keras untuk membayangkan kembali gagasan kewarganegaraan yang melampaui gagasan yang terlalu dihargai seperti sekularisme.

Jika tidak, Muslim di Barat dapat terus diperlakukan sebagai minoritas yang berbeda, baik untuk ditoleransi oleh mereka yang berorientasi liberal, atau dibatasi oleh mereka yang memiliki watak populis.

 

Sumber:   https://tribune.com.pk/story/2278169/secularism-versus-muslims 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement