REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) terus mendorong program-program pemberdayaan ekonomi umat. Hal ini sejalan dengan visi organisasi periode 2020-2025 yang mengedepankan peran Muslimat NU dalam membentuk masyarakat yang religius, sejahtera, dan mandiri.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Jawa Tengah, Ismawati Hafidz, saat membuka Konferensi Cabang (Konfercab) Muslimat NU Kabupaten Semarang, di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Ahad (3/1).
Ismawati menyampaikan, saat ini sudah bukan zamannya lagi Muslimat NU sibuk mencari 'sumbangan'. Sebaliknya, sudah saatnya Muslimat NU mandiri dan melaksanakan program kerja pemberdayaan ekonomi umat (masyarakat).
"Ini merupakan amanat organisasi periode lima tahun ke depan," ungkap Ismawati di hadapan puluhan perwakilan anggota Muslimat NU yang hadir.
Untuk itu, ia mengajak segenap Muslimat NU untuk kreatif dan inovatif dalam memberdayakan ekonomi warga tanpa meninggalkan urusan utama dalam memperkuat nilai-nilai ibadah.
Sebab, lanjutnya, banyak potensi ekonomi produktif warga Muslimat NU Jawa Tengah yang bisa dikembangkan. Dia mencontohkan komoditas garam yang dihasilkan warga Muslimat NU di sepanjang pantai utara (pantura) Jawa Tengah. Produk ini perlu ditingkatkan mutu dan cakupan pemasarannya.
"Mari kita susun berbagai progam yang membawa manfaat bagi masyarakat termasuk bagi warga Muslimat NU," kata Ismawati dalam acara yang juga dihadiri Bupati Semarang Mundjirin serta Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Semarang, KH Ahmad Fauzan tersebut.