Rabu 30 Dec 2020 17:28 WIB

Pakar: Pemerintah Harus Pulihkan Nama Baik Gus Dur

Pengaitan Gus Dur dalam Bulog Gate tak pernah terbukti hingga sekarang

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nashih Nashrullah
Bedah buku Rektor Unila Prof Aom Karomani berjudul Gus Dur Jatuh dari Kursi Presiden dan Keberpihakan Media Massa di Universitas Lampung, Rabu (30/12).
Foto:

Bedah Buku Prof Aom Karomani ini menghadirkan narasumber Yenny Wahid (putri Gus Dur), Said Aqil Siroj (Ketua PBNU), Prof Dedi Mulyana (Guru Besar Fikom Unpad), Anif Punto Utomo (mantan Redaktur Senior Republika) dan Mohammad Bakir (Wapemred Kompas), Dahlan Iskan (Eks CEO Jawa Pos Grup), dan lainnya.

Menurut Yenny, berkuasanya Gus Dur dan pelengserannya dari kursi kepresidenan menjadi kebutuhan sejarah sekaligus beban dan luka sejarah masa kini. Buku Aom Karomani, ujar dia, merepresentasikan kegelisahan atas beban sejarah kebangsaa itu sekaligus mencoba mencari pemecahan akan persoalan secara akademis.

"Beban sejarah pelengseran Gus Dur bisa dilihat, pertama, pengabaian prinsip negara hukum, tuduhan terlibat Bulog Gate dan Brunei Gate tidak pernah dibuktikan secara hukum di pengadilan. Gus Dur jatuh karena peristiwa politik dan tidak memiliki dukungan cukup di parlemen," katanya secara virtual.

Kedua, dari sisi konsolidasi demokrasi pelengseran Gus Dur di tengah jalan melalui Sidang Istimewa (SI) 2001 menjadi penanda kegagalan konsolidasi politik di era reformasi. 

Seharusnya diingat, kata  Yenny, di maraknya gerakan mahasiswa melawan rezim orde baru, Gusdur menjadi tuan rumah dan menjadi penggagas Deklarasi Ciganjur pada November 1998 di samping Megawati, Amien Rais, dan Sri Sultan Hamengkubuwono.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement