Rabu 30 Dec 2020 01:24 WIB

Refleksi Akhir Tahun PBNU: Intoleransi Cenderung Meningkat

"Kita masih menyaksikan intoleransi yang masih merebak bahkan cenderung meningkat.”

Rep: Muhyiddin/ Red: Andri Saubani
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menutup lembaran tahun 2020 dan menyongsong fajar tahun 2021, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof KH Said Aqil Siroj menyampaikan refleksi dan tausiyah kebangsaan PBNU pada Selasa (29/12). Menurut Kiai Said, sepanjang tahun 2020 ini PBNU masih menyaksikan merebaknya inteloransi di Indonesia. Bahkan, menurut dia, sikap atau tindakan intoleran cenderung meningkat.

“Pada tahun 2020 ini kita masih menyaksikan intoleransi yang masih merebak bahkan cenderung meningkat,” ujar Kiai Said saat membacakan refeleksi dan tausiyah kebangsaan PBNU secara virtual, Selasa (29/12).

Baca Juga

Karena itu, PBNU mengingatkan kepada semua pihak agar kembali kepada jati diri bangsa yang menghargai kemajemukan, pluralitas, serta heterogenitas yang dirumuskan dalam sebuah konsensus agung bernama Pancasila yang dibangun di atas bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

“Perbedaan harus menjadi energi untuk memperoduksi kekuatan kolektif sebagai sebuah bangsa, bukan dijadikan sebagai benih untuk menumbuhkan perpecahan,” ucap Pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah ini.

Selain itu, menurut Kiai Said, PBNU mengingatkan, bahwa demokrasi sebagai sistem untuk mewujudkan kesejahteraan publik juga memiliki potensi dibajak oleh gerakan apa pun, baik oleh gerakan fundmentalisme agama, ideiologi, maupun fundamentalisme pasar. Karena, menurut dia, dalam sistem demokrasi terdapat watak kebebasan.

“Kebebasan sebagai bagian watak demokrasi telah memberikan panggung kepada kelompok radikal, mengekspresikan pikiran dan gerakannya, yang berpotensi merongrong NKRI melalui berbagai provokasi, permusuhan dan juga terorisme,” katanya.

Kiai Said mengatakan, sebagai negara demokrasi dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, bangsa Indonesia harus terus bersatu padu di tengah konstilasi dunia yang semakin dimanis. Menurut dia, bangsa Indonesia harus berupaya mengencangkan ikan tali persaudaraan sesama umat Islam (ukhuwah islamiyah), saudara sesama bangsa (ukhuwah wathaniyah), dan persaudaraan sesama manusia (ukhuwah insaniyah).

“PBNU meningatkan seluruh elemen bangsa untuk secara terus menerus merefleksikan kesepakatan-kesepakatan dasar bangsa Indonesia yang mencakup Pancasila, UU 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” jelas Kiai Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement