Islamofobia di Partai Buruh
Sebuah laporan pada November oleh Jaringan Buruh Muslim menemukan tingkat ketidakpuasan dan ketidakpercayaan yang sangat besar terhadap Partai Buruh oleh anggota dan pendukung Muslimnya sendiri. Laporan tersebut menemukan 46 persen anggota dan pendukung Muslim percaya Partai Buruh tidak mewakili komunitas Muslim secara efektif, sedangkan hanya 29 persen yang merasa demikian.
Survei tersebut juga menemukan 59 persen anggota dan pendukung Muslim tidak merasa terwakili dengan baik oleh kepemimpinan Partai Buruh. Dan 55 persen mengatakan mereka tidak mempercayai kepemimpinan Partai Buruh untuk menangani Islamofobia secara efektif.
“Yang mengejutkan, temuan utama dari laporan ini menyoroti keputusan antara Partai Buruh dan anggota Muslimnya, dengan 56 persen berpandangan bahwa tim kabinet bayangan tidak mewakili komunitas Muslim secara efektif dan 55 persen melakukannya. tidak mempercayai kepemimpinan untuk menangani Islamofobia secara efektif. Ini adalah tanggung jawab kolektif kami untuk memastikan bahwa keanggotaan Muslim kami terwakili dengan baik dan kami harus mengambil tindakan cepat untuk mengatasi Islamofobia dalam kelompok kami sendiri,” kata Ketua Partai Buruh Muslim Network Afzal Khan MP.
Sekolah Islam raih prestasi
Pada Januari, sekolah perempuan Muslim di Blackburn menduduki peringkat teratas dari peringkat yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk melacak peningkatan kemajuan siswa di sekolah menengah Inggris. Tauheedul Islam Girls' High School (TIGHS) di Blackburn, yang memiliki 120 murid, mendapat nilai tertinggi pada ukuran yang merencanakan peningkatan yang diharapkan dari akhir sekolah dasar hingga menghasilkan GCSE.
Enam sekolah Muslim lainnya masuk dalam 20 besar nasional dalam daftar yang sama, seperti Sekolah Anak Laki-laki Eden di Birmingham, Sekolah Anak Perempuan Eden di Coventry, Sekolah Menengah Wanita Muslim Preston, Sekolah Anak Perempuan Eden di Hutan Waltham, Sekolah Anak Perempuan Eden di Slough dan Sekolah Gadis Muslim Bolton.
Pria penusuk imam masjid di London dipenjara
Seorang pria yang menikam seorang imam di Masjid Pusat London telah dipenjara selama tujuh tahun. Terpidana Daniel Horton, yang beribadah di masjid, mengaku menyerang Raafat Maglad saat memimpin sholat pada 20 Februari tahun ini.
Horton sebelumnya mengaku bersalah di Southwark Crown Court karena menyebabkan cedera tubuh yang fatal dan kepemilikan senjata tajam.
Pria berusia 30 tahun itu dipenjara minimal tujuh tahun dan akan menjalani empat tahun lagi masa pidana. Sementara korban Maglad dirawat di rumah sakit karena luka-lukanya, termasuk cedera 0,6 inci (1,5 cm) di lehernya. Muazin berusia 70 tahun itu kembali ke masjid di Taman Regent untuk sholat Jumat kurang dari 24 jam setelah serangan itu.
“Saya ingin berterima kasih kepada jamaah yang dengan heroik menahan Horton pada hari itu, yang mungkin mencegahnya untuk menyebabkan kerusakan lebih lanjut. Saya juga ingin berterima kasih kepada korban atas keberanian dan kerjasamanya selama penyelidikan. Kami mungkin tidak pernah tahu mengapa Horton memilih untuk menyerang korbannya dengan kejam, tetapi tidak pernah ada alasan yang dapat diterima untuk melakukan kekerasan,” kata Detektif Polisi Daniel Jones.
https://5pillarsuk.com/2020/12/21/what-were-the-top-british-muslim-news-stories-of-2020/
Ikuti Whatsapp Channel Republika
