REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Islam mengajarkan kepada umatnya untuk senantiasa mengingat kematian. Ada banyak manfaat dari mengingat kematian.
Sebagaimana dikutip dari laman mawdoo, terdapat sejumlah hadits yang mengutarakan tentang faidah mengingat kematian, seperti riwayat dari Anas bin Malik berikut:
عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي عليه الصلاة والسلام: اذكر الموتَ في صلاتِك، فإنَّ الرجلَ إذا ذكر الموتَ في صلاتِه لحريٌّ أن يُحسنَ صلاتَه، وصلِّ صلاةَ رجلٍ لا يظنُّ أنَّه يُصلِّي صلاةً غيرَها، وإيَّاك وكلُّ أمرٍ يُعتذَرُ منه
Rasulullah SAW bersabda, “Ingatlah kematian dalam sholatmu karena jika seseorang mengingat mati dalam sholatnya, maka ia akan memperbagus sholatnya. Sholatlah seperti sholat orang yang tidak menyangka bahwa ia masih punya kesempatan melakukan sholat yang lainnya. Hati-hatilah dengan perkara yang kelak malah engkau meminta uzur (meralatnya) (karena tidak bisa memenuhinya).” (HR Ad Dailami dalam musnad Al Firdaus).
Melalui hadits tersebut dapat dipahami bahwa mengingat kematian dapat membantu meningkatkan keimanan dan kekhusyukan dalam beribadah kepada Sang Pencipta. Selain itu, mengingat kematian dapat menjadikan seseorang dapat semakin mempersiapkan diri untuk berjumpa dengan Penciptanya.
عن ابن عمر رضي الله عنه: كُنتُ معَ رسولِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ ، فجاءَهُ رجلٌ منَ الأنصارِ ، فَسلَّمَ على النَّبيِّ صلَّى اللَّهُ علَيهِ وسلَّمَ ، ثمَّ قالَ : يا رسولَ اللَّهِ أيُّ المؤمنينَ أفضلُ ؟ قالَ : أَحسنُهُم خُلقًا ، قالَ : فأيُّ المؤمنينَ أَكْيَسُ ؟ قالَ : أَكْثرُهُم للمَوتِ ذِكْرًا ، وأحسنُهُم لما بعدَهُ استِعدادًا ، أولئِكَ الأَكْياسُ
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah SAW, lalu seorang Anshar mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”, ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR Ibnu Majah).
Allah SWT dalam kalam-Nya juga menyinggung manfaat mengingat kematian sebagai pengingat agar senantiasa menjauhi perbuatan zalim.
أَلَا يَظُنُّ أُو۟لَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.” (QS Al-Muthaffifin: 4).
Ayat ini dimaksudkan untuk orang-orang yang berlaku zalim dengan berbuat curang ketika menakar. Seandainya mereka tahu bahwa besok ada hari berbangkit dan akan dihisab satu per satu, tentu mereka tidak akan berbuat zalim seperti itu.