Sabtu 28 Nov 2020 02:45 WIB

Pesan Ketua Umum MUI Baru tentang Tujuan Dakwah

Tujuan dakwah sempat disinggung oleh ketua umum MUI yang baru.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
 Pesan Ketua Umum MUI Baru Tentang Tujuan Dakwah. Foto: Ketua Umum MUI terpilih periode 2020-2025 Miftachul Akhyar saat penutupan Musyawarah Nasional X MUI di Jakarta, Jumat (27/11). Miftachul Akhyar terpilih sebagai ketua umum MUI periode 2020-2025 menggantikan Ma’ruf Amin setelah ditetapkan secara mufakat oleh tim formatur Munas X dan MUI.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pesan Ketua Umum MUI Baru Tentang Tujuan Dakwah. Foto: Ketua Umum MUI terpilih periode 2020-2025 Miftachul Akhyar saat penutupan Musyawarah Nasional X MUI di Jakarta, Jumat (27/11). Miftachul Akhyar terpilih sebagai ketua umum MUI periode 2020-2025 menggantikan Ma’ruf Amin setelah ditetapkan secara mufakat oleh tim formatur Munas X dan MUI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025, KH Miftachul Akhyar menyampaikan pesan-pesannya saat penutupan Musyawarah Nasional (Munas) MUI ke-10 pada Jumat (27/11). Di momen itu Kiai Miftachul mengingatkan kembali tugas-tugas dakwah dan ulama.

 

Baca Juga

Kiai Miftachul mengatakan, ulama adalah pewaris para Nabi, sungguh mulia dan luar biasa antara pewaris dan yang mewarisi. Nilai-nilai keutamaan inilah yang seharusnya diangkat kembali, yakni bagaimana menjadi ulama dan jati diri ulama yang mendapatkan sebuah amanah untuk mengeret bendera Islam secara benar.

 

"Tugas-tugas para ulama sebagaimana umumnya kita ketahui adalah berdakwah, tidak ada suatu makom yang lebih tinggi daripada dakwah," kata Kiai Miftachul saat menyampaikan pidato pada penutupan Munas MUI ke-10 di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (27/11).

 

Ia mengingatkan bahwa dakwah itu mengajak bukan mengejek, sebagaimana yang diketahui dakwah itu merangkul bukan memukul, dan menyayangi bukan menyaingi. Dakwah itu mendidik bukan membidik, membina bukan menghina, mencari solusi bukan mencari simpati, dan membela bukan mencela.

 

Ia berharap, tugas-tugas dakwah ini dalam periode khidmat MUI 2020-2025 akan mewarnai dalam kehidupan semua pengurusnya. Ia juga mengingatkan bahwa umat sedang menunggu apa langkah MUI selanjutnya.

 

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini menyampaikan, Imam Syafi'i pernah menjelaskan kriteria ulama. Menurutnya seorang alim semua urusannya, perilakunya, dan sepak terjangnya selalu berkesinambungan dengan agamanya.

 

"Ulama mereka yang melihat umat dengan mata kasih sayang, manakala terjadi sesuatu mari klarifikasi apa penyebabnya, bukan lalu kita memvonis tanpa ada tabayun, tanpa ada klarifikasi," ujarnya.

 

Kiai Miftachul juga mengingatkan, Islam yang dipahami selama ini mungkin masih seperlimanya. Menurutnya tidak ada seorang di dunia ini yang telah mengaku sempurna dengan pemahamannya tentang Islam.

 

Kalau melihat Alquran, Allah SWT berfirman bahwa seandainya pohon-pohon yang ada di bumi menjadi pena, dan lautan semua yang ada menjadi tinta, tetap kalimat Allah belum habis jika ditulis. Bahkan tidak ada orang sukses dan alim ulama yang mengakui telah berhasil memahami Islam secara utuh.

 

"Oleh karena itu kita ketahui Islam datang di akhir atau sebagai penutup agama-agama yang lain tentu akan lebih sempurna dan baik dari segi akidah, moralitas, syariahnya, tentu akan tampak cantik kalau Islam ini kita artikan, kita manifestasikan, kita jabarkan kepada umat sebagaimana Islam yang rahmatan lil alamin," ujarnya.

 

Ia mengajak para pengurus dan para pimpinan MUI untuk bersama-sama memikirkan bagaimana menyelesaikan masalah-masalah dengan cantik. Dalam pribahasa dikatakan tangkap ikannya tanpa harus membuat keruh airnya.

 

"Jangan melakukan sesuatu dengan dasar kita melakukan kebaikan amar ma'ruf nahi munkar, tapi meninggalkan munkar-munkar yang lain dan munkar-munkar yang lebih besar lainnya, justru perilaku yang demikian menjadi mungkar itu tersendiri, kita maunya menghilangkan munkar tapi mendatangkan munkar yang lain," jelasnya.

 

Ketua Umum MUI yang baru terpilih ini mengatakan, niatkan dengan sebuah kebersamaan. Alangkah indahnya kalau semua dari berbagai ormas Islam menyatukan visi dan misi, demi untuk menunjukkan Islam itu indah.

 

Kiai Miftachul juga mengatakan, dirinya mendapat kepercayaan dan amanah yang besar dan berat sebegai Ketua Umum MUI. Menurutnya ini bukan berarti dirinya lebih baik daripada yang lain.

 

"Justru saya ini yang lebih terbebani daripada yang lain, karena saat ini bukan hanya anak bangsa, dunia sedang menanti kiprah dan apa yang akan kita suguhkan kepada mereka di dalam menghadapi era teknologi yang disebut dengan zaman vuca," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement