REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir saat menyampaikan pidato milad Muhammadiyah ke-108 tahun mengatakan bahwa bangsa Indonesia masih menghadapi persoalan berat. Milad Muhammadiyah ini mengusung tema 'Meneguhkan Gerakan Keagaman Hadapi Pandemi dan Masalah Negeri'.
Prof Haedar mengatakan, Muhammadiyah sejak awal kelahiran sampai kini tidak henti memberi solusi untuk negeri. Muhammadiyah bersama komponen bangsa lainnya berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan masalah bangsa. Di era sebelum Indonesia merdeka hingga setelah kemerdekaan, Muhammadiyah terus berbuat bagi kemajuan negeri.
Sejarah membuktikan, di saat-saat kritis Muhammadiyah hadir memberi solusi. Seperti dalam mencari titik kompromi perumusan dasar negara Pancasila setelah satu hari proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.
"Bangsa Indonesia saat ini masih menghadapi masalah berat seperti korupsi, utang luar negeri, eksploitasi sumber daya alam, kesenjangan sosial-ekonomi, konflik antarkomponen bangsa, produk legislasi yang kontroversi, oligarki politik, serta masalah-masalah kebangsaan lainnya," kata Prof Haedar saat resepsi virtual milad Muhammadiyah ke-108 pada Rabu (18/11).
Ia menyampaikan, Muhammadiyah terus berikhtiar untuk proaktif memecahkan masalah bangsa. Namun Muhammadiyah tidak dapat menghadapi masalah bangsa sendirian. Diperlukan kerja sama dan pembagian tugas dalam menyelesaikan masalah bangsa sesuai dengan posisi dan peran masing-masing dalam jalinan kebersamaan, sinergi, dan persatuan nasional.
Ia mengatakan umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia sungguh terpuji bila mampu memberi solusi baik dalam menghadapi pandemi maupun masalah negeri. Baik buruknya Indonesia tergantung pada kiprah dan kontribusi umat Islam.
"Warga Muhammadiyah tetap harus bersemangat dalam menggerakkan usaha-usaha memajukan kehidupan. Di tengah pandemi dan banyak masalah negeri segenap warga, kader, dan pimpinan Muhammadiyah diharapkan terus bersemangat menggerakkan organisasi serta menjalankan peran keumatan dan kebangsaan sesuai kondisi," ujarnya.
Ia mengatakan, jika semua pihak sudah berikhtiar dengan sungguh-sungguh dan optimal dalam menghadapi masalah negeri, termasuk pandemi maka selebihnya bertawakal dengan sabar dan pengharapan tinggi kepada Allah. Ia mengingatkan, yakinlah terdapat kuasa dan rahasia Tuhan di tengah masalah yang dihadapi saat ini.
"Kewajiban kita sebagai bangsa ialah berikhtiar mencari solusi dengan mengerahkan segenap kemampuan," jelasnya.
Prof Haedar menambahkan, dengan jiwa irfani yang membingkai diri, jalan ruhaniah kaum beriman setelah berikhtiar ialah mengembalikan urusan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah, Fa iza ‘azamta fa tawakkal ‘alallah, artinya kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. (QS Ali 'Imran: 159).