Ketegangan semakin meningkat setelah seorang guru di Bois-d'Aulne College di Conflans-Sainte-Honorine Samuel Paty dipenggal pada 16 Oktober oleh Abdullakh Anzorov (18 tahun) asal Chechnya sebagai pembalasan karena menunjukkan kartun kontroversial yang menggambarkan Nabi Muhammad kepada murid-muridnya tentang kebebasan berekspresi.
Karikatur pertama kali diterbitkan pada 2006 oleh surat kabar Denmark Jyllands-Posten yang memicu berbagai aksi protes. Macron memberi penghormatan kepada Paty dan mengatakan Prancis tidak akan melarang kartun tersebut.
Direktur Komunikasi Turki, Fahrettin Altun membagikan surat terkenal dari Emile Zola "Saya menuduh". Surat tersebut menggambarkan perbandingan antara anti-Semit Prancis dan pemenjaraan ilegal terhadap perwira Yahudi Alfred Dreyfus dan perlakuan Prancis terhadap Muslimnya.
Awal tahun ini, Charlie Hebdo menerbitkan ulang karikaturnya yang menghina Islam dan Nabi Muhammad. Ini mengakibatkan serangan di kantornya pada tahun 2015 yang menyebabkan 12 orang tewas, termasuk kartunisnya. Beberapa negara Arab, seperti Turki, Iran, dan Pakistan telah mengkritik sikap Macron terhadap Muslim dan Islam.
Sementara seruan untuk memboikot produk Prancis beredar secara daring di sejumlah negara. Erdogan telah mendesak rakyatnya untuk tidak pernah membantu merek Prancis atau membelinya.