Selasa 03 Nov 2020 22:03 WIB

Penyangkal Holocaust di Prancis Dipidana, Penista Nabi Tidak

Yang dibutuhkan umat Islam di Prancis adalah keadilan

Rep: Fuji E Permana/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah produk Prancis yang diboikot di salah satu minimarket di Jakarta, Selasa (3/11). Aksi boikot berbagai macam produk Prancis tersebut sebagai bentuk protes dan kecaman terhadap pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina umat Islam dan Nabi Muhammad SAW.Republika/Putra M. Akbar
Foto:

Saya tahu pikiran sekuler Eropa mungkin bergumul dengan ini. Jika para pemimpin agama hanyalah tokoh sejarah, tentunya mereka harus mengalami analisis sejarah yang sama seperti rekan-rekan mereka di bidang politik atau bidang lainnya? Secara kebetulan, ini adalah pembelaan yang tepat digunakan oleh beberapa orang yang dinyatakan bersalah melanggar hukum Austria yang dirujuk sebelumnya.  

Bahkan jika kita melihat agama melalui lensa sejarah murni dan mengabaikan bahwa Nabi Muhammad bagi umat Islam jauh lebih berarti daripada Napoleon bagi orang Prancis atau Winston Churchill bagi Inggris (atau bahkan Yesus bagi banyak orang Kristen). Sudah ada perlindungan terhadap pelaporan sejarah yang salah yang kemungkinan besar akan membahayakan komunitas atau kepercayaan.  

Penyangkalan Holocaust adalah ilegal di enam belas negara Eropa. Ini termasuk Prancis, yang mengesahkan Hukum Gayssot pada  1990.  

Saya belum pernah melihat profesor sejarah berbaris di sepanjang Champs Elysee untuk memprotes undang-undang ini. Saya tidak mengetahui guru sejarah yang memberi tahu murid-muridnya bahwa 5,9 juta orang Yahudi tewas dalam Holocaust hanya untuk menjelaskan tentang kebebasan berbicara.  

Dan memang demikian. Penyangkal Holocaust tidak didorong oleh penyelidikan sejarah; mereka anti-Semit menggunakan sejarah sebagai kedok kebencian terhadap Yahudi. 

photo
Monumen Holocaust di Berlin - (Irfan Junaidi/www.republika.co.id)

Sama halnya dengan kartun Nabi Muhammad, kita umumnya tidak berbicara tentang figur tongkat yang netral atau cat air yang terkenal. Kartun kontroversial Charlie Hebdo mengabadikan karikatur terburuk (dan salah) dari Nabi kita. Lebih lanjut, miliaran Muslim yang percaya dan mencintai Nabi, dalam imajinasi digambarkan sebagai orang yang sama buruknya.  

Representasi Nabi ini bukanlah satire, seni, atau kebebasan berbicara. Dehumanisasinya sangat mirip dengan fitnah darah yang telah digunakan oleh anti-Semit selama berabad-abad. 

Permintaan Muslim kepada para pemimpin Eropa sederhana. Terapkan hukum kalian dengan adil, dan beri kami perlindungan yang sama seperti yang kalian berikan kepada orang lain, seperti komunitas Yahudi, dari penyalahgunaan kebebasan berbicara. 

Untuk komunitas tertentu itu, garis merah dan garis di mana beberapa orang berusaha untuk memecah masyarakat kita melalui penghinaan dan provokasi adalah penderitaan historis mereka yang tak tertandingi. 

Garis merah kami adalah apa yang paling kami sukai dan hargai. Nyatanya, tidak ada satu kata pun dalam bahasa Inggris yang dapat menangkap keterikatan dan kesetiaan yang tak terlukiskan yang kita rasakan terhadap Nabi kita yang mulia, damai dan berkah besertanya.  

Artikel ini ditulis oleh Asisten Khusus Perdana Menteri di Kementerian Luar Negeri Pakistan dan HRD Courtesy Euornews. Dipublikasikan International The News pada Selasa (3/11).

 

Sumber: https://www.thenews.com.pk/print/738334-macron-must-give-muslims-same-free-speech-protections-as-other-communities

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement