REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Juru bicara wali kota Molenbeek di Brussels, Belgia menyampaikan seorang guru di distrik tersebut diskors, Jumat (30/10). Guru itu menunjukkan karikatur Nabi Muhammad saat membahas pembunuhan seorang guru Prancis dengan menggunakan gambar serupa.
Guru Belgia itu bekerja di distrik Molenbeek di Brussels. Dia memperlihatkan salah satu kartun, yang sebelumnya diterbitkan oleh majalah Prancis Charlie Hebdo saat menjelaskan kematian Samuel Paty.
"Keputusan kami secara unik didasarkan pada fakta ini adalah gambar yang tidak senonoh. Jika bukan karena Nabi SAW, kami akan melakukan hal yang sama," kata juru bicara tersebut, dilansir diAlbawaba, Ahad (1/11).
Pada gambar yang dimaksud, alat kelamin subjek terlihat saat dia berjongkok telanjang. Murid sekolah itu berusia antara 10 sampai 11 tahun. "Dua atau tiga orang tua mengeluh," kata juru bicara itu.
Sebelumnya, Paty dibunuh dan dipenggal pada 16 Oktober di Conflans-Sainte-Honorine, di luar Paris, oleh seorang warga Chechnya. Paty telah dikecam karena telah menunjukkan kartun tersebut ke kelas terkait kebebasan berekspresi.
Muslim menganggap gambar Nabi Muhammad adalah penghinaan. Sementara hukum Prancis begitu sekuler, dan keyakinan agama tidak menerima perlindungan khusus.
Majalah yang awalnya menerbitkan gambar tersebut, Charlie Hebdo, menjadi sasaran serangan ekstremis pada 2015 yang menewaskan 12 orang. Menyusul pembunuhan Paty yang berusia 47 tahun, Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan pembelaan atas kebebasan berekspresi, termasuk hak kartunis untuk mencerca tokoh agama.
Negara tetangga Belgia, seperti Prancis, telah mengalami sejumlah serangan dalam beberapa tahun terakhir. Molenbeek, yang memiliki populasi Muslim yang besar, menjadi terkenal sebagai sarang radikal.
Juru bicara menekankan penangguhan itu bukan hukuman. Akan tetapi untuk menjaga ketertiban, sementara prosedur disiplin dijalankan. Setelah itu guru tersebut dapat menghadapi tindakan administratif.