Jumat 30 Oct 2020 22:05 WIB

Paus dan Katolik Prancis Serukan Perdamaian dengan Muslim

Karikatur yang seringkali cabul dan membuat umat Muslim merasa dihina.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Paus Francis
Foto:

Hanya beberapa jam setelah serangan itu, seorang pria tewas setelah menyerang agen polisi di Avignon, Prancis. Seorang lainnya ditangkap setelah melukai seorang penjaga di depan Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi. Masih belum jelas apakah serangan tersebut saling berkaitan.

Kelompok Muslim di Prancis juga mengutuk serangan di Nice. Mereka meminta kepada semua Muslim di Prancis membatalkan semua perayaan untuk Maulid Nabi, hari libur yang dimulai Rabu.

Polisi berpatroli di jalan di luar Basilika Notre-Dame di Nice, Prancis selatan, setelah serangan pada Kamis. Kasus ini mendorong perdana menteri untuk mengumumkan Prancis meningkatkan status peringatan keamanannya ke level tertinggi.

Ketegangan di antara populasi Muslim di Prancis telah tinggi sejak persidangan pada akhir September terhadap 14 orang yang dituduh membantu serangan Januari 2015 di Kantor Majalah Satir Charlie Hebdo, Paris yang telah menerbitkan ulang gambar Nabi Muhammad. Sebanyak 17 staf di majalah itu meninggal.

photo
Polisi forensik memeriksa gereja Notre Dame di Prancis setelah serangan pisau, Kamis (29/10) - (Pool Reuters/Eric Gaillard/Pool via AP)

 

Selanjutnya, pada 5 Oktober, seorang guru sekolah menengah Prancis, Samuel Paty yang telah mempresentasikan sketsa Charlie Hebdo selama kelas tentang kebebasan berekspresi, dipenggal kepalanya di rumahnya di pinggiran kota Paris.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengutuk para pembunuh Paty sebagai pengecut dan orang barbar. Setelah serangan hari Kamis di Nice, Macron meningkatkan jumlah pasukan yang dikerahkan di jalan-jalan kota Prancis sebagai tindakan pengamanan.

Dalam sebuah wawancara dengan Religion News Service, salah satu Pendiri Kongres Misi Kelompok Katolik dan Pemimpin Knights of Columbus Prancis, Arnaud Bouthéon mengatakan komunitas katolik di Prancis tidak boleh menyerah pada kemarahan. Namun, juga harus memiliki keberanian dalam membela kejahatan.

“Karikatur, yang seringkali cabul dan menyinggung telah berkontribusi membuat umat Muslim merasa dihina dengan membuka jalan menuju kekerasan biadab," kata Bouthéon.

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement