7. Jenderal Sudirman
Lahir di Karangjati, Purbalingga, Jenderal Sudirman memiliki latar belakang sebagai guru di HIS Muhammadiyah. Latar belakang organisasi Islamnya itu, secara tak langsung mendekatkan dirinya dengan berbagai sosok Kiai yang kemudian menjadi gurunya. Bahkan, diketahui KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan menjadi sosok yang kerap ditanyai olehnya.
Dalam buku Karomah Para Kiai oleh Samsul Munir Amin, semasa hidupnya, Jenderal Sudirman juga sangat dekat dengan Kiai Hasyim Asy’ari. Di masa kecilnya, ia diadopsi oleh pamannya yang merupakan priyayi. Hingga akhirnya ia ikut pindah ke Cilacap.
Sejak kecil, dirinya diketahui aktif dalam berbagai kegiatan yang diadakan Organisasi Islam Muhammadiyah. Bahkan, dirinya juga memperlihatkan bakat saat memimpin dan berorganisasi menyoal keislaman.
Pada 1936, ia menjadi guru, sebelum akhirnya menjadi kepala sekolah di sekolah Muhammadiyah. Tak hanya aktif di dunia kependidikan, ia juga aktif di kelompok pemuda Muhammadiyah sejak 1937. Hingga akhirnya dikatakan dirinya mendapat pendidikan militer.
Saat Jepang datang pada 1942, Jenderal Sudirman diketahui masih memilih untuk mengajar. Dan pada 1944 ia bergabung dengan PETA, hingga didaulat sebagai komandan Batalion.