6. Bung Tomo
Sejarah mencatat saat itu Presiden RI Pertama Soekarno mengirim utusan kepada KH Hasyim Asy'ari untuk bertanya mengenai hukum membela tanah air dari penjajah. Tak langsung menjawab, KH Hasyim Asy’ari berdiskusi dengan kiai lainnya di seluruh Jawa dan Madura di Surabaya.
Alhasil, diputuskan jika melawan penjajah adalah perang suci alias jihad. Terlebih, karena saat itu juga semakin maraknya istilah ‘Resolusi Jihad Fii Sabilillah’ dari KH Hasyim Asy’ari.
Dari puncak seruan itu, muncul peristiwa 10 November di Surabaya. Namun demikian, sedikit yang tahu, ada arek Suroboyo dengan semangat berapi-api dalam mengemukaan pendapat dan gelisah karena keadaan.
Berdasarkan tulisan Helmy Faishal berjudul Bung Tomo: Santri yang Pahlawan dan tayang di Republika, Bung Tomo ia sebut ikut dalam pusaran momentum Resolusi Jihad itu. Bung Tomo yang juga merupakan sosok santri, diketahui kerap kali berkunjung kepada KH M Hasyim Asy’ari di Tebuireng. Menurut Helmy, mengutip KH A Mustofa Bisri, santri adalah siapa saja yang memiliki akhlak mulia dan kepatuhan terhadap agama. Dua hal itu, disebutnya melekat pada diri Bung Tomo.
"Yang menarik, pada suatu kesempatan, Bung Tomo pernah bilang ia bukanlah seorang Muslim yang saleh. Bagi saya, pengakuan Bung Tomo adalah pengakuan yang semakin memperteguh sikap kesantriannya," ujar Helmy.