Senin 12 Oct 2020 20:57 WIB

Epidemiolog: Panitia MTQ Nasional Harus Siap Skenario Ketat

MTQ Nasional 2020 di Sumbar akan mendatangkan kafilah dari seluruh provinsi.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Ani Nursalikah
Epidemiolog: Panitia MTQ Nasional Harus Siap Skenario Ketat. Suasana lomba MTQ (ilustrasi).
Foto: Republika/Agung Supri/c
Epidemiolog: Panitia MTQ Nasional Harus Siap Skenario Ketat. Suasana lomba MTQ (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Epidemiolog Universitas Andalas Defriman Djafri menyebut agenda besar MTQ Nasional XXVII yang akan digelar di Sumatra Barat bulan depan dapat menjadi ancaman penularan Covid-19. Terlebih Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman sebagai daerah penyelenggara dalam sebulan terakhir menjadi zona berbahaya bagi penularan virus corona jenis baru.

Menurut Defriman, panitia pelaksana MTQ harus membuat skenario sangat ketat supaya tidak ada peserta, panitia dan penonton MTQ menjadi korban penularan Covid-19. "Event besar seperti MTQ, pilkada dan lain-lain menjadi ancaman kedepan. Jika tidak hati-hati menghitung dan mengukur kapasitas dan upaya pengendalian yang komprehensif kedepan, skenario terburuk kemungkinan terjadi," kata Defriman kepada Republika.co.id, Senin (12/10).

Baca Juga

Beda dengan pilkada, MTQ Nasional 2020 di Sumbar akan mendatangkan kafilah dari seluruh provinsi di Indonesia. Artinya, lalu lintas orang ke Sumbar akan tinggi selama pelaksanaan MTQ.

Selain ada potensi masuknya pembawa virus lebih banyak, MTQ juga berbahaya bagi orang-orang yang datang ke Sumbar karena daerah tuan rumah sendiri sedang mengalami peningkatan kasus yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir. Defriman menyebut panitia dan pemimpin rombongan kafilah harus sama-sama memahami skenario yang akan dijalankan.

Skenario yang dimaksudkan adalah untuk keamanan dari penularan dari Covid-19. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand itu tidak terlalu mengkhawatirkan proses kedatangan atau pelaksanaan acara MTQ itu sendiri.

Justru yang dikhawatirkan adalah agenda-agenda lain dari kafilah tamu saat berada di Sumbar. Selama ini, orang-orang dari luar datang ke Sumbar akan menyelipkan misi untuk berwisata, belanja, dan menikmati kuliner khas Minangkabau.

Agenda di luar MTQ inilah menurut Defriman harus diantisipasi oleh panitia dan Pemprov Sumbar. Panitia dan kepala rombongan harus benar-benar mengontrol semua orang yang mereka bawa agar tidak melakukan pergerakan tanpa koordinasi.

"Kalau saat kedatangan, itu kan bisa nanti dikawal. Dari tempat acara, ke penginapan, dan saat berlangsungnya lomba karena sudah dikonsep dengan protokol yang ketat. Bagaimana dengan yang ingin wisata? Ini yang harus diantisipasi," ucap Defriman.

Karena dari anggota kafilah yang datang, tidak hanya orang dewasa tapi akan juga ada anak-anak. Bila ketua rombongan dan panitia luput mengontrol peserta yang beraktivitas selama di Sumbar, akan berbahaya menjadi korban penularan atau menularkan Covid-19. Defriman mengingatkan agar penyelenggaraan MTQ ini panitia tidak gagal dalam mengamankan penularan Covid-19. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement