REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi meluncurkan platform belajar daring yang dinamakan Madrasati pada pekan lalu. Namun, para siswa ternyata kesulitan untuk mendaftar, masuk, dan mengakses kontennya.
Menteri Pendidikan Arab Saudi Dr. Hamad bin Mohammed Al-Sheikh memastikan jajarannya akan bekerja keras memperbaiki masalah tersebut. "Seperti semua hal yang baik, ini akan memakan waktu, tetapi saya berjanji kepada Anda bahwa kami terus bekerja untuk memastikan bahwa platform ini akan menjadi yang terbaik," katannya dilansir Arab News, Kamis (10/9).
Madrasati yang sepenuhnya interaktif dikembangkan sebagai respons atas penutupan sekolah akibat pandemi Covid-19. Platform ini dirancang agar siswa dapat belajar secara digital, berinteraksi dengan guru, dan melacak kemajuan pembelajaran mereka.
Al-Sheikh juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam membimbing anak selama belajar via platform daring tersebut. “Para orang tua perlu memastikan bahwa anak-anak mereka benar-benar menghadiri pelajaran mereka, bukan hanya masuk, mematikan mikrofon dan mematikan kamera lalu mengabaikan pelajaran mereka,” katanya.
Video-video pelajaran yang dimasukkan ke platform Madrasati direkam di gedung sekolah yang telah digunakan kembali di Riyadh. Tepatnya di sejumlah ruangan kelas yang diubah menjadi studio kedap suara.
Menurut kementerian, 120 jam konten diambil setiap hari. Lantaran Madrasati sedang bermasalah, sebagian video turut diunggah ke YouTube. Meski demikian, sejauh ini video-video itu dilihat sebanyak 750 juta kali.