REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ketua Balai Litbang Agama Jakarta (BLAJ), Nurudin mengatakan, BLAJ terus berkomitmen untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama di Indonesia. Selama ini, BLAJ pun telah melakukan berbagai penelitian untuk mendorong terwujudnya kehidupan yang harmoni.
“Kami terus berkomitmen bahwa kerukunan dan harmoni dalam konteks mayoritas dan minoritas bisa terwujud,” ujar Nurudin saat menutup kegiatan bedah buku “Dilema Minoritas di Indonesia: Ragam, Dinamika, dan Kontroversi” di Kota Bekasi, Senin (24/8).
Dia menjelaskan, para peneliti BLAJ dituntut untuk senantiasa menyajikan data dan analisis yang komprehensif, sehingga hasil penelitiannya bisa menjadi rujukan pemerintah dalam mengambil kebijakan yang terkait dengan kerukunan umat beragama.
“Bagi kami para peneliti dituntut agar semakin menyajikan data dan analisis yang konprehensif. Ketika sebuah kajian komprehensif, maka akan bisa membantu pemerintah mengambil kebijakan,” ucapnya.
Dia pun mengimbau kepada para peneliti BLAJ agar tidak salah dalam melakukan analasis dan kajian terhadap fenomena yang berkembang di masyarakat, apalagi yang sifatnya sensitif. “Ini saya kira poin penting dari bedah buku kita hari ini,” katanya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa negara memiliki kewajiban untuk melindungi segenap warganya. Karena itu, menurut dia, semua pihak dituntut untuk membantu pemerintah dalam menjaga kerukunan, termasuk para peneliti BLAJ.
“Kita semua juga dituntut untuk turut serta membantu menjaga kerukunan, harmoni dan seterusnya,” jelasnya.
Untuk menjaga kerukunan, tambah dia, semua pihak juga harus terus membiasakan dialog. Karena, menurut dia, dialog menjadi salah satu kunci untuk merawat kerukunan umat beragama di Indonesia. “Dialog menjadi kata kunci, program-program yang ada di kita ini merupakan kata kunci untuk merawat keharmonisan dan kerukunan di masyarakat,” kata Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.