Senin 24 Aug 2020 12:25 WIB

Terungkap, Penembak Masjid Christchurch Ingin Bakar Masjid

Selandia Baru menggelar sidang vonis penembak masjid Christchurch.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Terungkap, Penembak Masjid Christchurch Ingin Bakar Masjid. Maysoon Salama, ibu dari korban penembakan masjid Christchurch, berbicara ke pelaku penembakan Brenton Tarrant di pengadilan, Senin (24/8). Pengadilan Tinggi Christchurch kembali menyidang Tarrant atas tuduhan 51 pembunuhan, 40 percobaan pembunuhan, dan satu aksi terorisme. Lebih dari 60 penyintas dan keluarga korban bertemu dengan pelaku pembantaian paling kejam di sejarah Selandia Baru.
Foto:

Tarrant kini kemungkinan menghadapi hukuman seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat, hukuman yang pertama kalinya dijatuhkan di Selandia Baru. Setelah memilih mewakili dirinya sendiri, dia akan memiliki kesempatan berbicara di pengadilan selama persidangan. Dia dapat mengajukan pertanyaan kepada hakim dan wartawan, tentang apakah pandangan yang dia promosikan harus ditekan atau disensor.

Ringkasan fakta saksi dibacakan oleh salah satu jaksa. Fakta tersebut menunjukkan itu dokumen yang brutal. Berulang kali, jaksa penuntut menggambarkan aksi itu sebagai eksekusi berdarah dingin. Sebab, pria bersenjata itu berulang kali kembali kepada orang-orang yang telah dia tembak dan menembak lagi untuk memastikan mereka sudah mati.

Dalam ringkasan fakta yang dibacakan, orang-orang saat insiden itu terluka, menangis, atau mencoba melarikan diri. Namun, pria bersenjata itu akan menembak lagi.

Ketika deskripsi kematian seorang pria dibacakan, ibu korban, di pengadilan, diam-diam menutup mulutnya dengan tangannya. Namun, ada momen kepahlawanan yang juga disorot. Di masjid Al Noor, seorang pria bernama Naeem Rashid melemparkan dirinya ke arah pria bersenjata itu sebelum dibunuh.

photo
Keluarga korban dan survivor penembakan masjid di Christchurch menghadiri persidangan di Pengadilan Tinggi Selandia Baru pada Senin (24/8). - (AP Photo/Mark Baker)

Jaksa juga menggambarkan tindakan Adbul Aziz, seorang pria di masjid Linwood yang berlari meneriaki Tarrant, kemudian mengejarnya dan melemparkan salah satu senjata penembak ke jendela mobilnya. Setelah Tarrant ditangkap saat dia melarikan diri dengan mobil dari masjid kedua, menurut ringkasan polisi, dia mengaku melakukan kejahatan.

Dia mengatakan kepada petugas, dia berharap dia telah membunuh lebih banyak orang. Ia juga menyatakan pandangan politik dan anti-Islam sebagai motivasinya.

Setelah uraian panjang tentang kejadian tersebut, para korban serangan mulai berbicara. Mereka berdiri hanya beberapa meter dari pria bersenjata itu dan terkadang menyapanya secara langsung. Di antara mereka adalah Gamal Fouda, imam masjid Al Noor, yang memimpin sholat ketika teroris menyerbu masuk masjid.

"Anda salah arah dan tersesat. Kami komunitas yang damai dan penuh kasih yang tidak pantas menerima tindakan Anda. Kebencian Anda tidak ada gunanya. Jika Anda telah melakukan sesuatu, Anda telah membawa komunitas dunia lebih dekat dengan tindakan jahat Anda," kata Fouda, yang melakukan kontak mata langsung dengan Tarrant.

 

Selama sidang berlangsung, gedung pengadilan dijaga dengan tingkat keamanan yang ketat. Polisi bersenjata ditempatkan di luar gedung dan di seluruh area gedung. Sementara penembak jitu ditempatkan di atap gedung, dan barikade kendaraan memblokir jalan-jalan di luar. Barikade tersebut dipasangi pembatas beton besar yang diangkat dengan derek pada akhir pekan ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement