REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cendekiawan Muslim, KH Didin Hafidhuddin mengatakan, meningkatnya pendaftar ke Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus dibarengi dengan mempertahankan suasana keislaman di lingkungan sekolah.
"Suasana keislaman pun harus dipertahankan. Suasana persaudaraan, shalat berjamaah dirutinkan, kajian-kajian keislaman digalakkan," kata Didin yang juga Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI) ini pada Senin (10/8).
Dia melanjutkan, suasana demokratis dan kebebasan akademik yang islami juga perlu diperkuat. Mengintegrasikan Islam dengan berbagai bidang keilmuan akan semakin menarik minat para mahasiswa.
Saat ini PTKIN semakin diminati oleh para pendaftar, tidak hanya oleh lulusan Madrasah Aliyah (MA), dan pesantren, namun juga sekolah umum. Pada tahun ini pendaftar terbesar diperkirakan sebanyak 60 persen dari sekolah umum.
"Tentu kita bersyukur terjadi perobahan minat yg sangat signifikan dari pendaftar ke PTKIN 60 persen dari sekolah umum. Mungkin pendaftar dari sekolah-sekolah umum mendaftar ke fakultas-fakultas umum yang ada di PTKIN, seperti Fakultas Kedokteran, Fakultas Farmasi, Fakultas Ekonomi Bisnis dan lain-lain," ucap Didin.
Didin menggambarkan, pilihan-pilihan tersebut berdasarkan pada peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di PTKIN. Kemudian juga minat pendaftar naik bisa dikarenakan faktor biaya. Ia berharap, pimpinan PTKIN untuk terus menjaga kepercayaan user.
Sementara itu, Ketua Panitia Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN UMPTKIN) Mahmud mengatakan, peserta yang mengikuti jalur ujian tersebut meningkat dari tahun ke tahun. Tahun ini pun, kata dia, antusiasme calon mahasiswa cukup tinggi.
Berdasarkan catatan Mahmud, tahun ini peserta SPAN PTKIN berjumlah 135 ribu orang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 122 ribu peserta.
Pergerakan peningkatan peserta jalur SPAN PTKIN dari tahun ke tahun itu menurutnya disebabkan karena adanya beragam pilihan prodi. Sehingga tak heran, kata dia, para peserta justru berasal dari para pelajar yang berlatar belakang sekolah umum.