REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bagi umat Muslim, bisa membaca Alquran dianggap sebagai sebuah kewajiban. Namun bagi segelintir umat Muslim, untuk bisa membaca Alquran membutuhkan perjuangan yang lebih.
Hal ini pun sejak jauh-jauh hari telah menjadi perhatian Rasulullah SAW. Maka beliau pun berpesan kepada umatnya yang sulit membaca Alquran untuk memperhatikan suatu hal sekaligus menjalankan suatu hal dalam takaran yang dimampu.
Dalam kitab Sirah Sahabat karya Syekh Muhammad Yusuf Al-Kandahlawy disebutkan sebuah hadis mengenai hal itu. Abdul Ghafir bin Salamah Al-Himshy mentakhrij dari Abu Raihanah, dia berkata: “Aku menemui Nabi SAW untuk mengadukan kesulitanku dalam membaca dan memahami Alquran”.
Kemudian, Nabi pun menjawab: “Jangan engkau bebankan sesuatu di luar kesanggupanmu kepada dirimu. Tapi bolehlah engkau melakukan sujud jika mengalaminya (mengalami kesulitan dalam bisa membaca Alquran)”.
Umairah berkata: “Maka sejak saat itu Abu Raihanah banyak melakukan sujud”.
Pesan Rasulullah SAW ini setidaknya menyiratkan dua makna dan pesan moral yang dapat dipetik. Pertama adalah tentang proses pendidikan yang bertahap dengan tidak memaksakan kehendak.
Kedua, meski tidak dipaksakan kehendak dalam membaca dan memahami Alquran, Rasulullah juga menyarankan kepada orang yang menemui kesulitan dalam membaca Alquran untuk bersujud. Artinya, perintah bisa membaca Alquran merupakan kewajiban yang tersirat dari pesan Nabi.