REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemi Covid-19 hingga kini, menjadi hambatan dalam beroperasinya posyandu baik dalam fungsi hingga ruang interaktif yang dibatasi. Hal inipun menambah kecemasan bagi sebagian ibu-ibu yang memiliki anak-anak terutama balita bahkan ibu hamil yang seharusnya melakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan anak secara rutin.
Pandemi Covid-19 menjadikan para kader posyandu maupun kader kesehatan untuk berpikir kreatif dalam menerapkan kehidupan sehat bagi masyarakat dan lingkunganya. Posyandu mobile merupakan salah satu langkah yang tepat di tengah pandemi Covid-19 sebagai bagian menjaga kesehatan bagi kelompok rentan baik ibu hamil maupun anak-anak.
“Hingga kini intervensi program posyandu mobile dengan memberikan edukasi konseling menyusui dan pemberian makan bayi dan anak (PMBA), pendampingan intervensi gizi terpusat, praktek PMBA, pemberian makanan tambahan (PMT) Gizi Seimbang, pemantauan berkala bagi ibu hamil maupun anak-anak dan jejaring rujukan untuk tidakan selanjutnya,” ujar dr. Yeni Purnamasari, MKM, GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, dalam siaran persnya.
Selain mengadakan posyandu mobile, di dalam lingkup Kampung Cekal Corona yang terdapat di 8 Provinsi se Indonesia yakni Kampung Ciwaru, Serang, Banten; Kampung Tanjung Sayang, Cawang, Jakarta Timur; Kelurahan Pandang Panakukkang, Makassar, Sulawesi Selatan; Desa Lambang Jaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat; Pulau Nasi, Kabupaten Aceh Besar; Distrik Abepura, Jayapura, Papua; Desa Gili Gede Indah, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat dan Kelurahan Namoasi, Nusa Tenggara Timur. Dompet Dhuafa memberikan edukasi terkait ketahanan pangan keluarga seperti budi daya ikan dalam ember hingga bercocok tanam sayuran di lahan terbatas atau ruang terbatas di sekitar masyarakat tersebut sehingga dapat dimanfaatkan dalam pemenuhan gizi keluarga di tengah pandemi Covid-19.
Selama pandemi Covid-19 ini peran keluarga harus lebih intensif terutama dalam membantu perkembangan anak. Adanya kebijakan Work From Home (WFH), menjadikan kedekatan orang tua dan anak, serta berperan penuh dalam memberikan asupan bagi pertumbuhan anak, hal yang perlu di catat yaitu pentingnya program gizi dengan protein hewani seperti ikan kembung, telur, tetelan daging dan ayam.
"Hindarkan jajanan dari minimarket untuk menghindari anak obesitas dan tumbuh pendek yang disebabkan dari kurangnya protein hewani, maka itu untuk pertumbuhan anak sebaiknya protein hewani,” ujar dr. Pimprin Basarah Yanuarso, pakar tumbuh kembang anak yang juga Direktur LKC DD pada tahun 2001-2006.
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Pimanih, M.Kes, mengatakan ada kekhawatiran ketika posyandu tutup, maka jumlah anak-anak dengan kasus stunting meledak, maka itu di tengah pandemi Covid-19. Posyandu tetap buka dengan menerapkan protokol kesehatan seperti dengan pengaturan jadwal posyandu, pemakaian masker dari petugas dan pengunjung, pengaturan jarak di ruang tunggu dan pembatasan pengunjung.
"Kita juga mengimbau masyarakat untuk melakukan pemantauan mandiri, namun untuk imunisasi sesuai jadwal. Sementara untuk jadwal buka atau tutupnya posyandu sesuai dengan kebijakan daerahnya. Pandemi Covid-19 telah berdampak pada ekonomi seperti penghasilan keluarga, akses makanan dan gangguan layanan kesehatan,” ujar Pimanih.
“Harapan kami untuk Dompet Dhuafa dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui pemberdayaan keluarga dalam pencegahan Covid-19, berperan dalam monitoring dan evaluasi untuk peningkatan peran keluarga”, harap Pimanih.
Posyandu mobile, sehingga masyarakat berperan aktif dalam Covid-19 dari kerja sama stakeholder yang ada. "Selain itu kami mengkonsep ketahanan pangan, sebagai penopang pangan di keluarga. Satgas Covid-19 di tingkat RW. Kita melakukan deteksi dini untuk Covid sebulan sekali, serta kita juga mengadakan posyandu mobile. Memberikan stimulasi dan menggerakan masyarakat secara mandiri dalam pola phbs dengan tersedianya sanitasi cuci tangan. Dampak pandemi Covid ini diharapkan bisa dihadapi bersama-sama," katanya.