REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) berharap pemerintah pusat untuk membangun madrasah negeri lebih banyak. Sehingga tercapai keadilan dalam pendidikan Islam melalui jenjang madrasah.
"Jika aspirasi umat Islam tidak ditunjukkan dalam hal membangun madrasah negeri. Akibatnya beban biaya pendidikan umat di madrasah terasa berat," kata Ketua Umum DPP PGMI Syamsuddin saat dihubungi, Kamis (9/7).
Menurutnya, sulit mewujudkan mutu pendidikan di madrasah jika anggarannya minim. Pada musim pandemi Covid-19 sekarang sekolah-sekolah madrasah sangat memprihatikan, selain butuhkan aliran listrik, internet juga perlu kebutuhan lain yang sama pentingnya.
"Dampaknya sangat menyedihkan di madrasah hususnya yang tidak punya jaringan listrik dan akses internet serta keterbatasan lainnya," katanya.
Syamsuddin Kemenag sangat pahamlah dengan keterbatasan dan kelebihan sekolah madrasah. Di antara kelebihannya siswa madrasah tak pernah ribut bergerombol.
"Di antara kelebihannya hampir tidak kedengaran tauran pelajar di madrasah," katanya.
Hal itu karena pendidikan akhlak yang diajarkan di madrasah sangat efektif. Sehingga membuat siswa dan siswi madras cerdas dan religus yang merupakan harapan bangsa di kemudian hari.
Selain itu madrasah juga memiliki kompetensi spiritualnya yang meyakini bahwa belajar dan mengajar itu wajib ihlas. Tujuannya agar menjadi amal ibadah yang membawa kemaslahatan umat. "Yang insya Allah di terima oleh Allah SWT. Amiin," katanya.