Rabu 08 Jul 2020 04:50 WIB

Ertugrul: 'Game of Thrones Versi Islam' Raup Jutaan Pemirsa

Dalam dua bulan, lebih dari 58 juta orang melihat episode pertama Ertugrul.

Ertugrul: 'Game of Thrones Versi Islam' Raup Jutaan Pemirsa. Serial Ertugrul Turki laris manis di televisi Pakistan.
Foto:

Khan menganjurkan penggunaan film 

Dalam upaya mempromosikan budaya dan nilai-nilai Islam di kalangan pemuda Pakistan, Khan telah mengeluarkan instruksi khusus kepada lembaga penyiaran negara untuk menyiarkan serial ini. "Di sini, kita biasanya menonton film Hollywood lalu Bollywood dan bolak-balik seperti itu - budaya pihak ketiga dipromosikan dengan cara ini," Khan merujuk pada pengaruh film asing di Pakistan. 

Dalam pertemuan tiga pihak dengan Erdogan dan Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di bulan September lalu di sela-sela sidang Majelis Umum PBB, Khan mengusulkan gagasannya untuk meluncurkan saluran televisi untuk melawan persepsi Islam yang dianggap tidak akurat serta islamofobia di dunia barat. 

Setelah pertemuan itu, Khan menulis di akun Twitter-nya, "Kesalahpahaman yang membawa orang bersama-sama melawan muslim harus diperbaiki; masalah penistaan ​​harus dikontekstualisasikan dengan benar; akan diproduksi film tentang sejarah muslim untuk mendidik rakyat kita sendiri dan dunia; Muslim harus diberikan tempat di media yang terdedikasi.“ 

Iffat Omar, seorang aktris populer, mengatakan kepada DW bahwa dengan menayangkan Ertugrul, PTV bekerja sama dengan agenda pemerintah. "Hal yang sama terjadi pada era Jenderal Zia ul Haq (di tahun 1980-an). Sekali lagi, kita diajari versi sejarah Islam yang terdistorsi. Imran Khan menganggap dirinya sebagai karakter heroik dalam sejarah Islam. Ia meyakini bisa menyelesaikan semua masalah dunia muslim dengan kepribadian karismatiknya."  

Omar mengatakan pemerintah Pakistan sebagai gantinya "seharusnya fokus pada film dan drama yang mempromosikan perdamaian dan koeksistensi," Ia menambahkan: "Kami telah banyak menderita gara-gara kebencian." 

'Cuci otak' bagi anak-anak? 

Sementara beberapa kalangan melihat drama itu sebagai suguhan hiburan yang tidak berbahaya dan mengalihkan pikiran dari kemumetan situasi di Pakistan saat ini, sebaliknya para ahli kesehatan mental memperingatkan bahwa Erugrul dapat memiliki dampak psikologis yang berpotensi bertahan lama pada anak-anak. 

Nancy Hartevelt Kobrin, seorang ahli psikoanalis dan pakar sastra Islam, mengatakan kepada DW bahwa film-film seperti Ertugrul menormalkan kekerasan dan perilaku chauvinis. Dia mengatakan anak-anak berisiko terjebak dalam fantasi kekerasan dari pemaparan film yang menonjolkan kekerasan dan cenderung meniru karakter tersebut dalam permainan-permainan mereka. Dia menambahkan bahwa tema-tema membela kehormatan dan rasa malu dalam Ertugrul juga dapat terbukti merusak kesejahteraan anak. 

"Rasa malu menghancurkan jiwa seorang anak sejak dini. Seringkali drama seperti itu dikatakan 'cuci otak,' tapi bisa jauh lebih buruk daripada itu karena menyulut fantasi kekerasan bersama secara bersamaan," demikian Kobrin memperingatkan. "Seorang anak belum belajar untuk bisa memisahkan antara fantasi dari kenyataan dan dalam menyebutkan kata-kata untuk meneror. Drama semacam itu menghasut kekerasan secara real time terhadap 'yang lain' - baik terhadap mereka yang non-Muslim atau mereka yang dianggap  tidak cukup 'radikal'." 

Pembuat film Zaidi mengingatkan bahwa seri seperti Ertugrul dapat memiliki dampak abadi pada generasi yang akan datang. "Di Pakistan, seluruh generasi yang tumbuh pada  era 1980-an yang mengonsumsi eulogi serupa dari Islam yang diimajinasikan dan diproduksi oleh lembaga penyiaran negara. Generasi itu tidak memiliki nuansa sejarah dan masih kebingungan." 

https://www.dw.com/id/ertugrul-game-of-thrones-versi-islam-mencengkeram-pemirsa-pakistan-di-depan-layar/a-54039897

 

 

sumber : DW
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement