Senin 15 Jun 2020 04:45 WIB

Serangan Panik Yusuf Hilang Setelah Jadi Mualaf

Yusuf terpikat Alquran.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Serangan Panik Yusuf Hilang Setelah Jadi Mualaf. Ilustrasi
Foto:

Pada suatu malam ketika ia membaca Alquran surat An-Nur ia mendapati kekagumannya pada Allah SWT. Bukan tanpa sebab, di situ ia menemukan bahwa Allah adalah Terang langit dan bumi. Metafora Cahaya-Nya adalah ceruk, cahaya dari cahaya, yang ia sebut, terang yang membimbing petunjuk pada siapapun yang dikendaki-Nya.

“Dan Allah memiliki pengetahuan tentang segala hal,” jelasnya.

Pada saat membacanya, ia mendapat perasaan damai dan bahagia, sekaligus pengetahuan mendalam. Meski ia tak tahu dari mana sumber perasaan itu, dirinya yakin hal tersebut berasal dari dorongan diri sendiri dan petunjuk Allah.

“Agak kaget dengan ini, saya terus membaca sampai saya terfokus pada ayat 39-40,” ungkap dia.

 

Dari surat tersebut, ia kembali menemukan diri dan mampu menghilangkan rasa cemas karena sempat mengejar fatamorgana gaya hidup untuk disukai, dihormati dan segala tuntutan pandangan orang. Alih-alih mendapat pengakuan dari gaya hidup yang dikejarnya, dia mendapat kecemasan, depresi dan serangan panik yang menjadi trauma mendalam

 

“Dari titik ini saya mulai merasakan hubungan nyata dengan Islam dan Alquran. Ibu teman saya kemudian membelikan saya buku untuk mengajari saya sholat dan saya implementasikan,” tuturnya.

 

Pada saat tersebut, tepatnya 2 Mei 2005 saat usianya 21 tahun, ia mengucap dua kalimat sahadat dan menjadi Muslim. Sejak hari itu juga, ia mengaku menemukan panduan dalam berserah diri pada sang pencipta, Allah SWT.

 

“Menjadi Muslim bukan tanpa kesulitan, tetapi kesulitan-kesulitan ini membantu memahami kapasitas diriuntuk menghadapi apa yang ada di kehidupan,” ungkap dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement