Senin 15 Jun 2020 04:45 WIB

Serangan Panik Yusuf Hilang Setelah Jadi Mualaf

Yusuf terpikat Alquran.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Ani Nursalikah
Serangan Panik Yusuf Hilang Setelah Jadi Mualaf. Ilustrasi
Foto:

Masih merasakan serangan paniknya, Yusuf mengingat, saat itu ia bertemu wanita muda Muslim yang kemudian dia cintai. Sebagai pemuda, ia yakin bahwa wanita itu juga merasakan hal yang sama.

Belum pulih dari rasa cemasnya, ia kemudian mengetahui bahwa wanita Muslim tak diperbolehkan berhubungan dengan pria non-Muslim.

Kekagumannya pada wanita dengan kebijaksanaan, kecantikan dan kecerdasannya itu membuat dia merasa kesal karena kedekatan yang dilarang itu bertentangan dengan pemikirannya selama ini.

“Tapi saya kagum padanya, wanita pandai itu menemukan kondisi yang benar-benar tepat,” ucapnya.

Selang beberapa waktu, serangan paniknya memang berkurang. Hingga akhirnya ia bertanya pada wanita yang dicintainya itu, ‘apa itu Islam?’. Semenjak kejadian itu, ia mulai membuka diri untuk berdialog mengenaiagama, politik, sosiologi, dan aspek budaya populer.

“Awalnya saya tidak punya niat untuk menjadi Muslim. Tetapi, saya selalu dikejutkan oleh kebijaksanaan alaminya,” ungkap dia.

Hingga suatu saat, dia diberi terjemahan Alquran dan membersihkan muka, tangan, lengan, kepala, telinga dan kaki sebelum membacanya setiap malam. Alhasil, sebagai pembaca baru yang mendapat keseriusan, ia mendapat banyak makna untuk direnungkan.

“Saya terpikat. Bukan karena para Nabi yang diceritakan di dalamnya. Tapi, karena mampu menjelaskan kondisi saya sendiri,” ujar bungsu kesayangan dari orang tua misionaris tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement