REPUBLIKA.CO.ID,KEDIRI -- Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, keberatan foto masyayikh dicatut di akun jejaring sosial YouTube Mawar Merah Indonesia karena isinya cenderung fitnah dan menimbulkan keresahan, baik di kalangan santri maupun masyarakat sekitar.
"Kami akan laporkan ini ke Polresta Kediri. Pengasuh dan dzuriyah (keluarga) dari Pesantren Lirboyo sudah musyawarah. Di video tersebut ada gambar dari pengasuh Lirboyo, padahal tidak pernah ikut dalam forum tersebut," kata Sekretaris Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor Kota Kediri Agus Mohammad Syarif Hakeem An'im saat dihubungi di Kediri, Jumat malam (12/6).
Dalam video yang diunggah di akun YouTube #MawarMerahIndonesia tersebut, terlihat foto dari para masyayikh Pesantren Lirboyo. Foto tersebut diduga dicatut sebab menampilkan dokumen foto dalam kegiatan yang diselenggarakan di area Pesantren Lirboyo, Kediri, salah satunya saat ada kunjungan Gus Muwafiq ke pesantren ini.
Selain masyayikh dari Pesantren Lirboyo, Kediri, juga dicatut foto masyayikh dari Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Isi dari video dengan durasi 13 menit dan 50 detik tersebut juga tidak dapat dipertanggungjawabkan. Seakan-akan para masyayikh mendukung pernyataan tersebut.
Isi dari YouTube tersebut menyebut bahwa menyikapi kondisi kebangsaan dan kenegaraan yang makin mengkhawtirkan dengan adanya gejala infiltrasi masif ideologi komunisme dan sosio marxisme ke dalam sistem tata negara Indonesia melalui UU Haluan Ideologi Pancasila.
Di kolom komentar akun tersebut juga kecaman kepada pemilik akun bahwa isi dari video tersebut tidak benar. Selain forum santri, juga banyak alumnus pesantren tersebut dan masyarakat umum yang juga menyayangkan aksi catut yang dilakukan oleh akun tersebut.
Gus Hakeem, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa video tersebut tampil sejak 8 Juni 2020. Bahkan, hingga saat ini, akun YouTube tersebut masih bisa diakses.
Dalam hal ini LBH Ansor Kota Kediri juga sepakat untuk mengawal aduan ini ke Polresta Kediri. Masalahnya, selain membuat resah masyayikh, juga para santri, termasuk alumni.
"(Pesantren Lirboyo) tidak ikut apa-apa, kok, muncul seperti ini. Nama baik Lirboyo tercoreng. Ini juga dicatut orang yang tidak bertanggung jawab," kata Gus Hakeem.
Ia melanjutkan, "Nama Lirboyo bagus sudah dirusak orang. Selama pemerintahan lurus, kami mendukung. Jika tidak sepakat (program pemerintah), ada jalur legislasi, ada cara untuk jika tidak setuju."
Dengan adanya aduan tersebut, dia berharap polisi segera bertindak sehingga pihak-pihak yang telah mencemarkan nama baik pesantren bisa diproses hukum.