REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Pemerintah Nigeria menegaskan mereka tidak akan ragu untuk meninjau kembali soal pembukaan kembali gereja dan masjid jika pedomannya tidak dipatuhi. Ketua Gugus Tugas Presidensial terkait Covid-19, Boss Mustapha, mengeluarkan pernyataan demikian selama pemberian pengarahan harian di Abuja, Kamis (4/6).
Awal pekan ini, pemerintah federal membagikan sejumlah pedoman yang harus dipatuhi oleh masyarakat di tengah dibukanya kembali tempat ibadah di masa pandemi. Pedoman itu termasuk arahan bagi jamaah dengan masalah kesehatan seperti diabetes, kanker dan penyakit kardiovaskular agar tetap tinggal di rumah.
Selain itu, orang yang rentan dan mereka yang berusia di atas 55 tahun diimbau tidak menjadi bagian dari pertemuan keagamaan dan semacamnya. Mustapha mengatakan, karena mendekati akhir pekan, pihaknya mengingatkan masyarakat agar memperhatikan pedoman yang ditetapkan untuk pembukaan terbatas dari tempat ibadah.
"Kami akan terus memantau kepatuhan keseluruhan terhadap pelonggaran pembatasan serta evolusi dari wabah tersebut. Namun, kami tidak akan ragu untuk meninjau kembali seiring perkembangan, jika situasinya perlu, untuk menghindari risiko penularan yang dapat dicegah," kata Mustapha, dilansir di Daily Post Nigeria, Jumat (5/6).
Pembukaan tempat ibadah di Nigeria bukan berarti pandemi di negara itu telah berakhir. Pada Jumat pagi, Nigeria mencatat 11.516 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi.