REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Masjid Dar As-Salam di Charlottetown, Kanada dibuka kembali setelah ditutup sejak Maret lalu. Meski dilakukan pembatasan dalam kegiatan beribadah, namun, sholat lima waktu telah diperbolehkan.
"Orang-orang harus beradaptasi dengan keadaan sekarang sampai adanya pedoman lebih lanjut dari provinsi," kata juru bicara Masyarakat Muslim P.E.I. Zain Esseghaier, seperti dikutip CBC, Kamis (4/6).
Dalam pernyataan itu, mereka yang tidak mengikuti aturan tidak akan diperkenankan memasuki masjid. Berdasarkan informasi, ada beberapa aturan baru yang menyertai pemberlakuan itu. Aturan itu, misalnya, jamaah tidak boleh lebih dari 15 orang dan berlakunya jarak fisik.
Jamaah juga harus mengenakan masker dan membawa sajadah sendiri. Properti masjid, termasuk Alquran tidak boleh disentuh. Masjid akan dibuka 15 menit sebelum waktu sholat. Setelahnya, masjid akan dikunci untuk kembali dibersihkan.
Tak hanya itu, ketika jamaah hendak keluar, tidak diperkenankan keluar bersamaan. Sebaliknya, harus satu per satu. Sehingga, aturan itu bisa berdampak pada tidak adanya pertemuan atau berkumpulnya orang setelah sholat wajib berjamaah.
Walaupun ada 15 slot untuk setiap jamaah sholat wajib, pemberian layanan tempat itu akan diberikan pada jamaah yang datang pertama. Esseghaier menambahkan, jumlah tersebut tak berlaku bagi sholat Jumat, yang ia perkirakan bisa mencapai 100 hingga 150 jamaah. Terkait itu, jamaah disebut perlu mendaftar terlebih dahulu.
"Sholat Jumat benar-benar jumlah terbesar jamaah yang hadir," kata Esseghaier.
Esseghaier menegaskan, setelah lockdown, jamaah akan semangat kembali ke masjid. Namun demikian, dengan aturan baru yang ada, ia berharap masyarakat bisa menjalani kenyataan itu.
“Untuk saat ini, itulah kenyataan baru yang harus kita jalani,” katanya.