Rabu 15 Apr 2020 09:55 WIB
Ilsam

Kekuasaan, Keadilan, Akal dan Ilmu Dalam Islam

Hikmah dan tanggung jawab ilmu dan kekuasaan mewujudkan keadilam

Suasana peradilam zaman Ottoman.
Foto:

Waktu berjalan dan alam kedatangan orang hebat, berilmu dan bijaksana. Dialah  Daud Alahissalam,  nabi yang nasabnya tersambung sampai ke Nabi Ibrahim Alaihissalam. Seperti nabi-nabi utusan Allah sebelum dan sesudahnya, Daud menyerukan lagi iman monoteistik. Percaya hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala, satu-satunyaTuhan, Tuhan yang Esa. Tidak ada yang serupa dengan-Nya dalam seluruh dimensi.

Sebagai pencerah yang berilmu dan bijak, Daud Alaihissalam, nabi dn raja di Yerusalem ini memutus gerak linear keangkuhan penguasa sebelumnya. Nabi yang memiliki suara paling merdu sejagat, yang juga raja bani Israil ini, melepaskan orang-orang Israil, yang sepanjang sejarahnya terlihat paling cerdas berkelit, bersiasat dalam berbagai urusan, dari ketertindasan.

Hukum balas dendam ala Hammurabi dikubur. Hukum ini dibuang oleh Nabi Daud selama kepemimpinannya. Nabi ini bekerja dengan hukumnya sendiri. Ilmu menjadi sandaran dengan balutan pesan kitab abadi yang menyertainya. Dengan itu Nabi ini masuk dan memutus perkara-perkara bani Israil. Perselisihan antar warga ia putus sendiri. Ia putus dengan ilmunya yang penuh hikmah.

Keadilannya memukau. Pada kasus dua bersaudara pemilik kambing, yang satu memiliki sebanyak 99 ekor dan saudaranya yang satu hanya punya seekor. Yang seeokor ini pun masih mau diambil oleh saudaranya yang telah memiliki 99 ekor. Setelah mendengar keterangan hanya dari pemilik kambing yang seekor itu, Nabi memberi putusannya.

Kata Nabi, memang  banyak diantara  orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang beriman dan mengerjakan kebaikan; dan hanya sedikit orang seperti itu. Tiba-tiba dua orang itu menghilang dari hadapannya. Ilmunya menyentak kesadarannya. Nabi pun segera tahu bahwa dia diuji.

Apa yang dilakukan Nabi? Dia menyesal, mengakui kekeliruan kecil, yang kelak diketahui lebih merupakan ujian Allah untuknya. Dia segera bertobat, bersujud meminta ampunan Allah Subhanahu Wata’ala. Dan Allah Subhanahu Wata’ala mengabulkannya (Lihat Al-Qur’an, Surat As-Sad, ayat 22-25).

Pada lain waktu, dan ini mengagumkan, Nabi memutus perkara dua orang yang berselisih tentang kebun yang dirusak kambing. Kambing seseorang merusak tanaman orang lain, itu duduk perkaranya. Kasus ini dihadapkan ke Nabi Daud. Nabi menerima dan memeriksanya. Kala memutus kasus ini Nabi ditemani anaknya, Suleimen, kelak menjadi nabi juga. Nabi Daud memutus kambing diserahkan ke pemilik kebun.

Tiba-tiba Suleiman, anaknya yang ada didekatnya mengusulkan pendapatnya. Pendapatnya adalah pemilik kebun memperbaiki kebunnya, dan selama itu dia dapat menggunakan bulu kambing-kambing itu, termasuk mengambil susunya. Setelah tanamannya kembali menghasilkan, kambing-kambing itu diserahkan kembali ke pemiliknya. Peristiwa ini juga diabadikan dalam Al-Quran. (Lihat Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya ayat 78).  

Yerusalem tersinari, terdekorasi manis dan indah dengan keadilan Daud yang  tak ada preseden yang mendahuluinya. Daud, untuk semua alasan yang mungkin dalam urusan ini, dengan pengetahuan penuh hikmahnya, jelas pada semua aspeknya; teladan hukum dan keadilan. Ilmu yang disandarkan sepenuhnya kepada Allah Ta’ala, Tuhan Yang  Maha Tahu, Maha Bijak dan Maha Adil, hemat saya menjadi penjelas untuk semuanya.

Daud Alaihissalam, terbimbing Allah Subhanahu Wata’ala itu dalam semua aspeknya. Betapa tidak? Daud tershor dan tertuntun hikmah puasanya. Daud berpuasa sehari dan melepaskannya pada hari berikut, lalu berpuasa lagi pada hari berikutnya. Begitulah nabi Daud. Dikenal dengan “puasa Daud.”

Allah Ta’ala yang Maha Tahu, dengan Rahmat dan Rahim-Nya bekerja dengan skenario transendennya. Daud meninggal dunia. Lalu Suleiman Alaihissalam, anaknya yang ketika masih belia usia telah ikut memberi sumbangan pikiran kepadanya, memasuki kekuasaan sipenginggal ayahnya. Dia menggantikan Daud Alaihissalam, ayahnya.

Kelak terlihat sama dengan ayahnya. Gemilang dalam seluruh aspek pemerintahannya. Keadilan dan kebijaksanaan bersendikan ilmu mewarnai seluruh tindakannya. Itulah Suleiman, sang nabi Allah Ta’ala, putra Daud ini. Memilih memperoleh banyak ilmu daripada harta, itulah Nabi ini, Suleiman Alaihissalam.

Keadialan dan kearifan Suleiman kecil itu, terus bersinar disepanjang rute pemerintahan yang dilaluinya. Kearifannya bekerja menerima Ratu Balqis, dari kerajaan Saba’ di Yaman, yang berjarak sekitar 300 KM dari Palestina, pusat pemerintahannya.

Ratu cantik jelita, yang memerintah kerajaannya dengan kebijaksanaan tipikalnya, semula terkesan meremehkan Nabi Suleiman. Dia pernah menawarkan hadiah harta kepada Nabi Suleiman. Tapi misi kenabiannya meremehkan tawaran menggiurkan yang menembus waktu dan ruang untuk ukuran apapun, hadiah Ratu Balkis itu ditolak.

Nabis Suleiman malah mengundang Ratu Balkis ke istananya.  Ratu Balkis menyambutnya. Ia mendatangi istana Suleiman Alahissalam, nabi Allah Ta’ala ini. Apa yang terjadi ketika Ratu Balkis berjalan di dalam istana Suleiman? Ratu Balkis tersentak kemegahan istana ini. Ketika melangkahkan kakinya, Ratu cantik ini harus mengangkat ujung kain bajunya.

Kilauan lantainya menyentak Balqis, ratu cantik jelita ini. Setiap derap langkah pendek khas ratu dan wanita cantik, serasa terpercik air. Harta dan kedudukannya tertunduk, menyerah pada kebijaksanaannya. Akhir yang mengagumkan, Balqis, si ratu cantik ini mengikuti ajakan Nabi; beriman hanya pada Allah Subhanahu Wata’ala saja.

Takdirkah yang membawa Balqis ke situ? Kecuali Allah, burung hud-hud, pembawa surat Suleiman kepada ratu ini pun, pasti tak bisa memberi jawaban final. Tak mungkin juga meminta semut, bahkan raja semut sekalipun menerangkannya.

Semua yang memiliki awal, begitu teoremanya, pasti memiliki akhir. Daud, sang nabi adil dengan kebijaksanaan dan puasanya, akhirnya sampai juga pada titik kesepakatan abadi, mati. Begitu pula Nabi Suleiman Alaihissalam, anaknya yang adil dan bijak khas ayahnya, juga berakhir dititik kesepakatan abadi yang sama, mati.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement